Minggu, 15 Mei 2022

Mengenal Penilaian Potensi Kepemimpinan Calon Kepala Sekolah



Lahirnya seorang kepala sekolah yang potensial dan memiliki kompetensi yang mumpuni adalah sebuah harapan. Dengan potensi dan kompetensi yang dimilikinya diharapkan ia mampu memimpin sekolah menuju tataran ideal sesuai dengan yang dicita-citakan. Di bawah kepemimpinannya, sekolah diharapkan akan berkembang dan tumbuh maju sesuai perkembangan zaman.

Salah satu upaya menuju kepala sekolah/madrasah yang lebih baik ditetapkan syarat yang ketat dalam proses seleksi. Dalam Permendikbud Nomor: 40 Tahun 2021, khususnya pada pasal 2 ditetapkan ketentuan persyaratan untuk guru yang ditugaskan menjadi kepala sekolah, seperti berikut ini syarat jadi kepala sekolah:

  • Kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dari perguruan tinggi dan program studi yang telah terakreditasi.
  • Memiliki sertifikat pendidik.
  • Memiliki sertifikat guru penggerak.
  • Memiliki pangkat serendah-rendahnya adalah Penata Muda Tingkat I.
  • Memiliki jenjang jabatan terendah minimal guru ahli pertama.
  • Memiliki standar kinerja penilaian paling rendah dengan kategori “Baik” dalam 2 tahun terakhir untuk seluruh unsur penilaian.
  • Memiliki pengalaman dan kemampuan manajerial minimal 2 tahun di satuan pendidikan, organisasi pendidikan maupun komunitas pendidikan.
  • Sehat jasmani dan rohani dan bebas dari pengaruh narkotika dikuatkan dengan surat keterangan dari rumah sakit.
  • Tidak dalam keadaan status sebagai tersangka atau terdakwa serta tidak pernah menjalani hukuman pidana.
  • Usia maksimal saat ditugaskan sebagai sekolah adalah 56 tahun.

Dalam proses seleksi juga diterapkan sistem lisensi. Dalam sistem lisensi, calon kepala sekolah/madrasah akan diseleksi secara administratif, sesuai ketentuan Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah; dan secara akademik, dengan pemenuhan kriteria akademik yang meliputi:

  • Penilaian Kinerja sebagai guru;
  • Rekomendasi dari Kepala Sekolah;
  • Rekomendasi dari pengawas sekolah;
  • Makalah tentang kepemimpinan sekolah;
  • Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA=Leadership Potential Assessment).

Sesuai dengan judul, maka fokus tulisan ini tertuju pada kajian tentang pengenalan Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA=Leadership Potential Assessment).  Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA = Leadership Potential Assessment) adalah penilaian untuk menilai kesiapan dan memilah para calon kepala sekolah yang potensial.

Pada dasarnya, dalam PPK calon kepala sekolah dihadapkan pada sejumlah bahan-bahan dalam bentuk data, informasi dan permasalahan yang terjadi di sekolah. Calon peserta diminta merespon bahan-bahan tersebut dengan merujuk pada standar (rubrik) yang disepakati. Respon para calon terdiri respon terhadap situasi, kreatifitas dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan berbasis bukti. Disamping itu dilakukan wawancara untuk mengetahui secara mendalam aspek lain yang tidak terungkap dalam respon tertulis.

PPK bertujuan untuk membantu menilai kesiapan calon, memilah para calon yang potensial, untuk nantinya dapat terus mengikuti tahapan proses seleksi menuju lisensi. PPK akan menghadapkan calon kepala sekolah/madrasah pada sejumlah bahan-bahan informasi dan permasalahan yang terjadi di sekolah/madrasah, yang harus direspon oleh mereka para calon kepala sekolah/madrasah. Asesor terlatih akan menilai respon-respon tersebut, dengan merujuk pada standar-standar penilaian (rubrik) yang telah disepakati. Selanjutnya, asesor akan memberikan penilaian atas potensi kepemimpinan para calon, membuat keputusan (dengan didukung alasan) dengan merujuk pada rubrik, serta memberi feedback kepada para calon.

PPK terdiri dari sejumlah bahan-bahan stimulus sesuai dengan situasi/kondisi nyata di lapangan yang harus direspon para calon secara analitis dengan cara:

  • mengidentifikasi isu-isu utama,
  • menciptakan pilihan-pilihan tindakan,
  • menjustifikasi/mempertimbangkan tindakan-tindakan atau solusi-solusi yang diusulkan.

Komponen PPK meliputi:

    Respon terhadap situasi adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur daya analisis dan penelaahan para calon kepala sekolah berdasarkan skenario situasi tertentu, melakukan identifikasi masalah utama yang mungkin tersirat dalam skenario, menjelaskan alasan dari kesimpulan yang dibuat, menjabarkan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dalam situasi tertentu serta menjelaskan alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.

    Kreativitas dan pemecahan masalah adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur daya kreatifitas para calon kepala sekolah dalam mencermati sejumlah masalah yang terdapat dalam skenario, melakukan identifikasi masalah utama yang melandasi keseluruhan permasalahan, menjelaskan alasan dari kesimpulan mengenai masalah utama, menjabarkannya ke dalam 3 (tiga) rencana tindakan yang mungkin akan menjadi solusi dalam pemecahan masalah utama, memilih 1 tindakan terbaik yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan menjelaskan alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.

    Pengambilan keputusan berdasarkan bukti-bukti adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur kualitas keputusan yang diambil oleh para calon kepala sekolah dengan menelaah sejumlah dokumen yang terdapat dalam skenario, melakukan identifikasi masalah utama yang mungkin ada di dalamnya, menjelaskan alasan dari kesimpulan dengan menggunakan bukti-bukti dokumen, menyebutkan informasi-informasi pendukung yang mungkin diperlukan untuk membantu pengambilan keputusan, menjelaskan alasan atas informasi-informasi tambahan yang digunakan, merancang sebuah rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang berhasil diidentifikasi serta menjelaskan alasan yang melatarbelakangi dalam merancang tindakan tersebut.

Ruang Lingkup Permasalahan dalam PPK, meliputi:

  • Terkait dengan salah satu atau lebih standar nasional pendidikan;
  • Terkait dengan tugas-tugas utama kepala sekolah/pengawas sekolah; dan
  • Isu-isu yang lebih luas terkait hak siswa, hak orang tua, proses yang tepat, biaya, teknologi, keselamatan, disiplin, pendidikan inklusif, dan sebagainya.

Contoh-contoh fokus dari masalah/situasi/dilema dalam PPK antara lain:

  • Penciptaan proses belajar mengajar yang efektif;
  • Realisasi dari konsep-konsep pendidikan pendidikan ke dalam program kerja sekolah;
  • Perancangan sistem penilaian yang berbasis kompetensi;
  • Penjaminan kualitas dan kuantitas dari sarana prasarana dan kompetensi guru;
  • Penyusunan pola pembinaan untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan;
  • Penghargaan kepada orang-orang yang berprestasi;
  • Peningkatan motivasi sekolah dalam kelestarian lingkungan hidup, norma dan adat istiadat setempat;
  • Upaya pendeteksian secara dini permasalahan perkembangan anak;
  • Sikap terhadap siswa yang mengalami keterbatasan;
  • Menjalin hubungan dengan berbagai pihak.

Tahap Penilaian Potensi Kepemimpinan

1. Instrumen Tertulis PPK

Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK/LPA = Leadership Potential Assessment) adalah penilaian untuk menilai kesiapan dan memilah para calon kepala sekolah yang potensial. Pada dasarnya, dalam PPK calon kepala sekolah dihadapkan pada sejumlah bahan-bahan dalam bentuk data, informasi dan permasalahan yang terjadi di sekolah. Calon peserta diminta merespon bahan-bahan teserbut dengan merujuk pada standar (rubrik) yang disepakati. Respon para calon terdiri respon terhadap situasi, kreatifitas dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan berbasis bukti. Disamping itu dilakukan wawancara untuk mengetahui secara mendalam aspek lain yang tidak terungkap dalam respon tertulis.

Berdasarkan modul Penilaian Potensi Kepemimpinan yang diterbitkan LPPKS Indonesia. Ukuran yang menjadi dasar penilaian pada calon kepala sekolah/madrasah adalah respon mereka terhadap skenario tentang kondisi Sekolah/Madrasah yang memuat tiga komponen: situasional, kreativitas dan pemecahan masalah, serta pengambilan keputusan berbasis bukti. Sehingga ada tiga jenis respon yang harus diberikan oleh para calon, yaitu:

  • Respon calon terhadap skenario situasional yang riil terjadi di sekolah/Madrasah
  • Respon calon terhadap skenario kreatifitas dan pemecahan masalah.
  • Respon calon terhadap skenario pengambilan keputusan berbasis bukti

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode/teknik untuk menggali potensi peserta khususnya pada aspek: motivasi, kepekaan, transparansi, pemecahan masalah, tingkat toleransi, kepercayaan diri, jiwa kewirausahaan, komitmen, daya juang. Wawancara dilaksanakan dengan mengacu pada panduan wawancara terlampir.

Proses pelaksanaan Penilaian Potensi Akademik diatur sebagai berikut:

  • Merespon instrumen terhadap situasi respon A 30 menit
  • Merespon instrumen terhadap situasi respon B 30 menit
  • Merespon instrumen Kretivitas dan pemecahan masalah 45 menit
  • Merespon instrumen pengambilan keputusan berbasis bukti 60 menit
  • Wawancara 45 menit /peserta
  • Penilaian Instrumen dan penyusunan feedback 60 menit/ peserta
  • Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan PPK 60 menit

Contoh-contoh fokus dari masalah/situasi/dilema dalam PPK

Respon Terhadap Situasi A

Respon terhadap situasi adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur daya analisis dan penelaahan para calon kepala sekolah berdasarkan skenario situasi tertentu, melakukan identifikasi masalah utama yang mungkin tersirat dalam skenario, menjelaskan alasan dari kesimpulan yang dibuat, menjabarkan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dalam situasi tertentu serta menjelaskan alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.

Bagian ini mencakup bidang-bidang umum (keuangan, sarana-prasarana, keselamatan, dll) dan bidang-bidang khusus tentang proses pembelajaran. Disajikan sebuah studi kasus sederhana tentang suatu keadaan yang sering dihadapi oleh kepala/pengawas sekolah dan para calon kepala/pengawas sekolah diminta untuk memberi respon/jawaban pada terhadap keadaan tersebut. Kemudian, para asesor diminta untuk menilai ketepatan tindakan calon kepala/pengawas sekolah, dengan merujuk pada konsekuensi-konsekuesi yang potensial, dan diminta juga kepada para asesor untuk memberi alasan terhadap respon/jawaban mereka.

Contoh dimensi respon terhadap situasi:

Ujian tengah semester jam pertama kelas 9 akan segera dimulai ketika kepala sekolah mendapatkan laporan bahwa jumlah soal Matematika kurang.Kepala sekolah memberikan instruksi kepada para siswa agar duduk tenang, dan memerintahkan bagian administrasi untuk segera menggandakan soal secepat mungkin.

Apakah anda setuju dengan tindakan kepala sekolah tersebut? Jelaskan, sebutkan faktor-faktor yang relevan dengan keputusan kepala sekolah dalam situasi ini.

Respon Terhadap Situasi B

Instrumen untuk mengukur potensi kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menganalisis dan menelaahan permasalahan situasional, dan peserta diharapkan mampu :

  • Menilai respon yang disajikan dalam instrumen merupakan respon yang sangat memuaskan, memuaskan atau kurang memuaskan.
  • Memberikan alasan terhadap penilaian yang diberikan.

 Contoh dimensi respon terhadap situasi:

Ujian tengah semester untuk kelas 9 akan segera dimulai ketika anda (kepala sekolah) dilapori bahwa tidak tersedia cukup soal Matematika untuk tes jam pertama.

Sebutkan tindakan apa yang akan anda ambil dalam situasi ini. Jelaskan alasannya, dan sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan anda dalam situasi ini.

Setiap jenis respon dalam Penilaian Potensi Kepemimpinan akan dinilai dan diklasifikasikan dalam tiga kategori: Sangat Memuaskan (SM), Memuaskan (M), atau Kurang Memuaskan (KM). Semakin banyak nilai dengan kualifikasi Sangat Memuaskan (SM) maka akan semakin besar peluang bagi Calon Kepala Sekolah untuk lulus.
Lalu apa kriteria Sangat Memuaskan (SM), Memuaskan (M), atau Kurang Memuaskan (KM)? Penentuan kategori atau tingkat kualitas respon, dilakukan dengan acuan sebagai berikut:
1. Instrumen Respon Situasional
Respon berkategori sangat memuaskan adalah yang dapat menunjukkan respon yang spesifik, taktis, kritis, dan aplikatif dalam menyelesaikan situasi yang diskenariokan dengan berdasarkan pada pemahaman mendalam mengenai SNP dan Kompetensi Dasar Kepala Sekolah.
Respon berkategori memuaskan adalah yang menunjukkan respon yang umum namun spesifik, taktis, kritis, dan aplikatif dalam menyelesaikan situasi yang diskenariokan berdasarkan pada pengetahuan mengenai SNP dan Kompetensi Dasar Kepala Sekolah.
Respon berkategori kurang memuaskan adalah yang menunjukkan respon yang tidak spesifik, taktis, kritis, dan aplikatif dalam menyelesaikan situasi yang diskenariokan atau bahkan dapat memperburuk situasi.  Instrumen respon situasional terdiri atas dua macam, yaitu: respon situasi A yang memilik karakteristik: taktis, spesifik, dan aplikatif ; dan respon stuasi B yang memiliki karakteristik: kritis, spesifik, dan aplikatif.



Taktis :
Pengambilan keputusan jangka pendek, sempit/ terfokus, dan harus. Sering tidak dibuat dengan pandangan jangka panjang.(Bart Gragg)
Spesifik :
Pengambilan keputusan yang mengarah pada masalah pokok, khas atau khusus.
Aplikatif :
Pengambilan keputusan, yang dapat diterapkan pada lingkungan kerja yang melingkupinya.
Kritis :
Pengambilan keputusan yang mengarah pada hal yang penting, sehingga berdampak besar terhadap unit kerja.
Kreatif :
Pengambilan keputusan yang kaya akan alternatif, dan terus menerus mencari alternatif baru, sehingga dapat membawa unit kerja menjadi lebih baik (Clemen & Gregory)
Detail :
Pengambilan keputusan terperinci, terurai dengan jelas
Sistematis :
Pengampilan keputusan menganut aturan, prosedur yang disepakati, dan alur manajemen efektif


Kreativitas dan Pemecahan Masalah

Kreativitas dan pemecahan masalah adalah bagian dari PPK yang dilakukan untuk mengukur daya kreatifitas para calon kepala sekolah dalam mencermati sejumlah masalah yang terdapat dalam skenario, melakukan identifikasi masalah utama yang melandasi keseluruhan permasalahan, menjelaskan alasan dari kesimpulan mengenai masalah utama, menjabarkannya ke dalam 3 (tiga) rencana tindakan yang mungkin akan menjadi solusi dalam pemecahan masalah utama, memilih 1 tindakan terbaik yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan menjelaskan alasan yang melatarbelakangi tindakan tersebut.

Disajikan sejumlah informasi dengan sebuah masalah tertentu atau sebuah situasi yang dilematis tertentu kepada para calon kepala/pengawas sekolah. Para calon diminta untuk:

  • mengidentifikasi masalah atau dilema tersebut,
  • mengidentifikasi informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah atau dilema tersebut,
  • mengidentifikasi sejumlah opsi (pilihan),
  • memilih sebuah opsi, dan
  • membuat garis besar serta untuk memutuskan tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah/dilema tersebut.

Contoh Instrumen Kreatifitas dan Pemecahan Masalah

Calon dihadapkan pada sejumlah informasi terkait satu permasalahan atau dilema, untuk mengidentifikasi informasi-informasi yang relevan dalam pemecahannya, untuk mengidentifikasi pilihan-pilihan yang ada, untuk memilih satu pilihan, dan untuk menyebutkan dan memilih tindakan-tindakan yang akan diambil dalam pemecahan masalah tersebut.

Bahan stimulus dan instruksi respon

Skenario:

Sebagai kepala sekolah yang baru di sekolah A(SD/SMP/SMA sesuai kondisi), anda membutuhkan beberapa dokumen untuk dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Dokumen tersebut bisa berupa:

  • Visi – misi sekolah
  • Ringkasan konteks sekolah
  • Data keberhasilan siswa dalam kurun waktu tertentu
  • Lain-lain, misalnya laporan sekolah sebelumnya, laporan pengawas, masukan dari masyarakat.
Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan:
  • Identifikasi masalah dan analisa data, contohnya mengidentifikasi permasalahan pendidikan kunci yang muncul dari data yang ditampilkan, dan
  • Identifikasi pilihan dan rencana tindakan, misalnya mendeskripsikan dan mengevaluasi pilihan yang ada, dan menyebutkan langkah-langkah yang akan diambil dalam mengimplementasikan dan meningkatkan rencana penyelesaian masalah.

Instrumen Kreativitas dan Pemecahan Masalah
a. Respon berkategori sangat memuaskan adalah yang dapat menunjukkan analisis yang benar-benar dapat terbangun aplikasinya berdasarkan pada pemahaman mendalam mengenai SNP, secara khusus, dapat dijelaskan sebagai berikut:
- mengenali masalah utama yang menjadi tantangan dari skenario kasus yang disajikan - menunjukkan pemahaman yang jelas mengenai aplikasi SNP dalam menganalisis kasus
- dapat memilih fakta-fakta terpenting yang terdapat dalam skenario kasus sebagai sumber data dalam menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan
- memberikan respon secara spesifik, kreatif, dan meyakinkan dengan berdasarkan pada alasan-alasan yang terkait dengan SNP maupun kompetensi kepala sekolah
- mengajukan rencana tindakan yang aplikatif untuk mengatasi masalah utama yang disajikan dalam skenario.
b. Respon berkategori memuaskan adalah yang menunjukkan analisis yang bersifat umum (wacana) berdasarkan pengetahuan mengenai SNP, secara khusus dapat dijelaskan sebagai berikut:
- mengenali masalah-masalah yang menjadi tantangan dari skenario kasus yang disajikan namun belum dapat mengidentifikasi masalah utama
- menunjukkan adanya pengetahuan mengenai aplikasi SNP dalam
menganalisis kasus
- menggunakan berbagai fakta, termasuk yang sebenarnya tidak penting, sebagai data dalam menganalisis kasus
- memberikan respon yang masih bersifat umum, sehingga aplikasinya masih tidak memiliki ciri khas kreativitas
- mengajukan rencana tindakan, sehingga tidak membawa kasus yang diskenariokan menjadi semakin bermasalah
c. Respon berkategori kurang memuaskan adalah yang menunjukkan analisis yang bersifat seadanya tanpa adanya pengetahuan mengenai SNP atau solusi yang diajukan cenderung akan memperburuk masalah, secara khusus dapat dijelaskan sebagai berikut:
- tidak berhasil mengenali masalah-masalah yang menjadi tantangan dari skenario kasus yang disajikan namun belum dapat mengidentifikasi masalah utama
- tidak menunjukkan adanya pengetahuan mengenai aplikasi SNP dalam menganalisis kasus
- terlalu menekankan fakta-fakta kecil, termasuk yang sebenarnya tidak
penting, sebagai data dalam menganalisis kasus
- memberikan respon yang masih bersifat umum, tidak jelas, dan cenderung tidak tepat
- mengajukan rencana tindakan yang tidak rasional sehingga membawa kasus yang diskenariokan menjadi semakin bermasalah

Instumen Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti

Pada bagian ini, para calon kepala/pengawas sekolah akan disuguhi dokumen-dokumen sekolah, seperti: peraturan-peraturan menteri, rencana kerja tahunan sekolah, proyeksi pendaftar yang akan datang, jadwal BOS, dsb. Kemudian para calon diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan, seperti:

  • Masalah apa yang muncul setelah kita mempelajari dokumen ini?
  • Informasi apa yang dibutuhkan untuk membantu pengambilan keputusan atas masalah tersebut
  • Tindakan apa yang akan anda ambil, bersama staf anda, untuk menyelesaikan masalah tersebut?

Bahan stimulus dan instruksi respon

Di bagian ini, anda dihadapkan pada satu atau lebih dokumen/tabel/grafik, dll, dan sebuah konteks untuk dijadikan dasar pemikiran. Pelajari dokumen tersebut baik-baik, dan jawablah pertanyaan berikut.

Pertanyaan mungkin berhubungan dengan:

  • Apakah pola-pola penting yang dapat diamati dari data? Identifikasi dan jelaskan minimal tiga!
  •  Sebagai kepala/pengawas sekolah, informasi tambahan apa yang anda butuhkan untuk memecahkan masalah tersebut? Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tambahan itu?
  •  Jelaskan tindakan yang akan anda ambil, dan dengan siapa, anda akan menyelesaikan masalah tersebut!

Contoh stimulus dan instruksi respon

A. Berikut adalah Keadaan Rombongan Belajar 3 Tahun Terakhir dari SMP X :

Kelas I TA. 2016/2017

  • jumlah siswa 77 orang
  • jumlah rombel 3
  • rata-rata jumlah siswa dalam rombel 28

Kelas I TA. 2017/2018

  • jumlah siswa 81 orang
  • jumlah rombel 2
  • rata-rata jumlah siswa dalam rombel 41

Kelas I TA. 2018/2019

  • jumlah siswa 92 orang
  • jumlah rombel 3
  • rata-rata jumlah siswa dalam rombel 31

Kesimpulan :

Kepala Sekolah tidak konsisten dalam menentukan rombel, sehingga jumlah dan kapasitas rombel berubah setiap tahun ajaran.

B. Data lainnya :

  • Sekolah telah memiliki Dokumen I dan II KTSP menyesuaikan dengan standar Isi , standar kompetensi lulusan dan panduan KTSP, namun belum sesuai dengan kebutuhan setempat.
  • Silabus sudah dibuat dan disesuaikan dengan standar isi , standar kompetensi lulusan, dan panduan KTSP, namun masih perlu untuk mengembangkan silabus sesuai dengan kebutuhan setempat
  • Guru-guru disekolah membutuhkan bantuan untuk menggunakan dan membuat alat peraga.
  • Sekolah tidak secara reguler memanfaatkan pajangan kelas.
  • Proses pembelajaran berfokus pada menyelesaikan kurikulum dan tidak mempertimbangkan berbagai kebutuhan belajar.
  • Para guru cendrung untuk mengarahkan proses belajar dan tidak memberikan banyak peluang bagi peserta didik untuk menyalurkan pendapat atau terlibat secara aktif.
  • Pembelajaran dilaksanakan secara klasikal dan kurang mempertimbangkan kebutuhan individu peserta didik.
  • Sebagian guru kami sudah membuat KKM tetapi belum menyampaikan informasi kepada peserta didik mengenai KKM termasuk apa yang dipersyaratkan untuk penguasaan minimum.
  • Kami perlu memotivasi partisipasi orang tua lebih kuat lagi agar anak mereka menyelesaikan pekerjaan rumah.
  • Tingkat keahlian mengajar memungkinkan tercakupnya sebagian besar tuntutan kurikulum, tetapi masih ada kesenjangan dalam beberapa bidang keahlian tertentu.
  • Sekolah kami memiliki sebagian guru yang kurang relevan dengan kualifikasi yang ditetapkan dalam standar.
  • Sekolah kami belum memiliki tenaga kependidikan yang relevan dengan kualifikasi standar yang ditetakan.
  • RPS telah menunjukkan sejumlah perbaikan dalam kinerja sekolah, namun belum terarah pada kegiatan peningkatan hasil belajar peserta didik.

C. Isu :

  • Kebijakan Kepala Sekolah dalam penentuan rombel tidak konsisten.
  • Perumusan tujuan pembelajaran dan pencapaian hasil belajar (KKM) belum maksimal.
  • Ada guru yang kurang menguasai bidang yang diajarkan.
  • Sebagian guru masih mismatch dalam tugas mengajar.
  • Kualifikasi tenaga kependidikan tidak sesuai dengan standar.

Instrumen Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
a. Respon berkategori sangat memuaskan adalah yang dapat menunjukkan kemampuan analisis berbagai data kualitatif dan kuantitatif yang benar-benar dapat terbangun aplikasinya berdasarkan pada pemahaman mendalam mengenai SNP, secara khusus, dapat dijelaskan sebagai berikut:
- menunjukkan pemahaman yang mendalam mengenai standar-standar yang menjadi masalah dalam berbagai data yang disajikan
- berhasil menginterpretasi dan menganalisis data secara tepat berdasarkan pada SNP secara terperinci
- menjawab seluruh pertanyaan dengan terperinci/detail berdasarkan pada data-data yang diskenariokan
- pengambilan keputusan bersifat logis, sistematis, aplikatif, dan beralasan kuat (berdasarkan pada SNP, standard kompetensi, dan interpretasi data)
b. Respon berkategori memuaskan adalah yang menunjukkan analisa yang bersifat general dari berbagai data yang disajikan berdasarkan pengetahuan mengenai SNP, secara khusus dapat dijelaskan sebagai berikut:
- menunjukkan pengetahuan mengenai standar-standar yang menjadi masalah dalam berbagai data yang disajikan
- berhasil menginterpretasi dan menganalisa data berdasarkan SNP secara umum
- menjawab seluruh pertanyaan secara garis besar berdasarkan pada datadata yang diskenariokan
- pengambilan keputusan masih dapat diterima karena tidak berpotensi menimbulkan kerugian atau tidak akan memperburuk masalah
c. Respon berkategori kurang memuaskan adalah yang menunjukkan analisa yang bersifat seadanya tanpa adanya pengetahuan mengenai SNP atau solusi yang diajukan cenderung akan memperburuk masalah, secara khusus dapat dijelaskan sebagai berikut:
- tidak menunjukkan adanya pengetahuan mengenai standar-standar yang menjadi masalah dalam berbagai data yang disajikan
- tidak berhasil atau bahkan salah menginterpretasi dan menganalisa data berdasarkan SNP secara umum karena terjebak pada data-data yang disajikan secara detail
- menjawab seluruh pertanyaan secara garis besar namun masih berupa
wacana, tidak jelas, atau bahkan tidak tepat jika mengingat inti dari masalah yang diskenarionan
- pengambilan keputusannya tidak tepat atau tidak logis atau tidak rasional dan cenderung memperburuk masalah


Wawancara

Wawancara dilakukan dalam rangka klarifikasi kompetensi atas respon calon terhadap rubrik, maupun penggalian potensi calon yang belum terungkap pada respon tertulis.

Wawancara dilakukan setelah peserta memberikan respon tertulis, setiap peserta memperoleh pertanyaan yang sama oleh 2 orang pewawancara, berdasarkan instrumen wawancara yang telah dipersiapkan.Respon terhadap pertanyaan menjadi bahan penilaian pewawancara untuk melakukan penilaian terhadap peserta berdasarkan anker yang telah dipersiapkan. Penilaian peserta merupakan hasil konfirmasi dan penyatuan nilai dari 2 orang pewawancara.

  • Aspek yang diukur dalam wawancara
  • Visi dan misi
  • Kepemimpinan (Keteladanan,penyelaras,perintis,pemberdaya)
  • Motivasi
  • Manajerial (pemahaman sekolah)
  • Stress tolerance
  • Range of interest
  • Sensitivety
  • Transparancy
  • Enterpreneurship
  •  Bahasa Asing

Disarikan dari:

LPPKS. (2011). Petunjuk Pelaksanaan: Penilaian Potensi Kpemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah. Surakarta:Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Kepala Sekolah
Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Permendikbud Nomor: 40 Tahun 2021 tentang pengangkatan guru sebagai kepala sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOLOM kOMENTAR

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.