A. Definisi Perencanaan
Didalam manajemen, perencaan
merupakan sebuah proses untuk mengartian suatu tujuan organisasi, membuat
sebuah strategi untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Perencanaan ialah proses
yang penting dari semua manajemen sebab tanpa sebuah rencana fungsi-fungsi
lain-pengorganisasian, dan pengontrolan, tak akan dapat berjalan, serta
pengarahan.
Dalam KBBI versi V perencanaan di
artikan sebagai proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan). Sanjaya
(2010) menyebutkan perencanaan berasal dari kata rencana yang berarti
pengambilan keputusan tentang hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
B. Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan pengajaran merupakan suatu program
bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum.
Berdasarkan Kurikulum Tahun 2013, proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan hasil belajar yang ingin
dicapai adalah melahirkan peserta didik yang prodiktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi
Beberapa ahli mencoba memberikan
definisi mengenai perencanaan pembelajaran. Menurut Sanjaya (2012: 107) Pembelajaran
dalam konteks standar proses pendidikan dapat diperhatikan melalui makna
pembelajaran sebagai proses berfikir, pembelajaran sebagai upaya memanfaatkan
potensi otak dan pembelajaran berlangsung sepanjang hayat.
Hammalik sebagaimana yang dikutip
oleh Agung dan Wahyuni (2019: 4) pembelajaran adalah sebuah sistem. Sistem
pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur ysng berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Pada buku yang sama mengutip pandangan Sudarajat :
Pembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang banyak digunakan
dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh
aliran psikologi kognitif-holistik yang menyiratkan adanya interaksi dan
komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik antara tenaga pendidik dan peserta
didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan Uno (2008: 194) memberi
pengertian pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik yang mana
di dalam prosesnya terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Bisa disimpulkan perencanaan
pembelajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas
mengajar/aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran
serta melalui langkah-langkah pembelajaran, perencanaan itu sendiri, pelaksanaan
dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
C.
Peranan Perencanaan Pembelajaran
Keberhasilan dari suatu kegiatan
sangat ditentukan oleh perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan
dirancang dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah
serta terkendali. Demikian pula halnya dalam proses belajar mengajar, agar
pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik maka diperlukan perencanaan
pembelajaran yang baik.
Perencanaan pembelajaran berperan
sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih
terarah dan berjalan efektif dan efisien. Dengan perkataan lain perencanaan
pembelajaran berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu
perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi
kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikannya dengan respon siswa dalam proses
pembelajaran sesungguhnya.
D. Dasar Perlunya
Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran
sebagaimana disebutkan di atas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran. Uno (2011: 2) menginventarisir 8 asumsi perlunya upaya perbaikan
pembelajaran, yaitu:
1. Untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran
Kualitas pembelajaran
yang baik tentunya menjadi target utama dalam proses pendidikan. Upaya
perbaikan kualitas pembelajaran perlu dilakukan secara terus menerus. Proses
perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain
pembelajaran. Dengan kata lain perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik
awal perbaikan kualitas pembrlajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain
pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan oleh guru dalam mengajar telah
terancang dengan baik.
2. Untuk pembelajaran
dirancang dengan pendekatan sistem
Dalam KBBI versi V
sistem memiliki tiga arti, yaitu: 1) perangkat unsur yg secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; 2) susunan yg teratur dr
pandangan, teori, asas, dsb; 3 metode. Sedangkan arti “sistim” tidak ditemukan
dalam KBBI. Artinya yang baku untuk digunakan adalah “sistem”.
Agung dan Wahyuni
(2019: 29) menyimpulkan sistem sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama
lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Uno
(2011: 11) sistem memiliki spektrum yang luas dan tidak lain adalah suatu
kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh
masukan menjadi keluaran.
Pembelajaran dirancang
dengan pendekatan sistem Hal ini didasari bahwa dengan pendekatan sistem, akan
memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang
mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antar variabel pengajaran yakni variabel
kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran.
3. Desain pembelajaran
mengacu pada bagaimana seseorang belajar
Kualitas pembelajaran
juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang. Rancangan
pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangannya. Apakah bersifat
intuitif atau ilmiah. Dalam pendekatan ilmiah deasin pembelajaran mengacu pada
teori belajar yang selalu menekankan pada bagaimana seseorang belajar. Desain
pembelajaran yang baik harus mengacu pada bagaimana peserta didik belajar, bukan
asal sekendak guru yang mengajar.
4. Desain pembelajaran
diacukan pada siswa perorangan
Setiap peserta didik
memiliki potensi yang berbeda yang perlu dikembangkan. Perencanaan pembelajaran
idealnya hendaknya mengacu perbedaan potensi setiap individu ini atau sesuai
dengan karakteristik siswa. Dalam hal ini jika perencanaan pembelajaran tidak
diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa
yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berpikir makin maju pembelajarannya.
5. Desain pembelajaran
harus diacukan pada tujuan
Perancangan pembelajaran
harus mengacu pada tujuan yang ingin dicapai saat proses pembelajaran secara
keseluruhan berakhir. Dalam hgal ini perancangan pembelajaran perlu memilah
hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan
pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui
keseluruhan proses pembelajaran.
6. Desain pembelajaran
diarahkan pada kemudahan belajar
Dalam kondisi yang
ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang
dicapainya hasil pembelajaran. Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang
dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran.
Jika hal ini dilakukan dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari pembelajaran
adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
7. Desain pembelajaran
melibatkan variabel pembelajaran
Desain pembelajaran
diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut mempengaruh
belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam
merancang pembelajaran yakni, variabel kondisi, metode dan hasil pembelajaran. Semaksimal
mungkin perencanaan pembelajaran diarahkan pada pemenuhan ketiga variabel
tersebut.
8. Desain pembelajaran
penetapan metode untuk mencapai tujuan
Fokus utama
perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, pentapan, dan pengembangan variabel
metode pembelajaran. Ada tiga prinsip yang perlu ipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode
pembelajaran yakni:
a. tidak ada satu metode
pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi,
b. metode (strategi)
pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada
hasil pembelajaran dan,
c. kondisi pembelajaran
bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
E. Prinsip-Prinsip Umum
Tentang Mengajar
Prinsip-prinsip umum yang harus
dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar mengejar adalah
sebagai berikut :
1. Mengajar harus
berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
2. Pengetahuan dan keterampilan
yang diajarkan harus bersifat praktis.
3. Mengajar harus
memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
4. Kesiapan (readiness)
dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
5. Tujuan pengajaran
harus diketahui siswa.
6. Mengajar harus
mengikuti prinsip psikologi tentang belajar.
Referensi
B.Uno
Hamzah. 2011, Perencanaan
Pembelajaran. Cet. VIII; Jakarta: PT.Bumi Aksara.
B.
Uno, Hamzah,
2008, Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Cet.
3 Jakarta: PT. Bumi aksara,
Agung, Leo dan Wahyuni, Sri. 2011, Perencanaan
Pembelajaran Sejarah Cet. II, Ombak, Yogyakarta.
Sanjaya, Wina (2012) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Cet.IX; Jakarta: Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOLOM kOMENTAR
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.