Kamis, 29 Oktober 2020

Pengertian, Logika Dasar dan Proses Kelahiran Ideologi

 


A.    Pengertian ideologi

Dalam keseharian seringkali kita mendengar kata ideologi. Bahkan sangat lekat dalam diri kita tentang istilah "Ideologi Pancasila" sebagai ideologi bangsa kita. Keberadaan ideologi dalam satu kelompok bangsa sangatlah penting. Tanpa adanya ideologi, suatu bangsa akan rapuh dan perlahan-lahan akan mengalami kehancuran. Ideologi merupakan pandangan dan falsafah hidup dari suatu bangsa. Selain itu, ideologi merupakan landasan dan tujuan hidup dari suatu bangsa.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan ideologi itu? Apa fungsi dan dimensi dari ideologi? Apa pula perbedaan ideologi tradisional dan ideologi modern? Tulisan ini mencoba untuk membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut walau secara sederhana.

Dilihat dari asal katanya ideologi berasal dari bahasa Yunani, dari kata ideos atau idein yang artinya gagasan, cita-cita, atau konsep dan logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata tersebut, ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia. ideologi merupakan rumusan alam pikiran yang terdapat diberbagai subyek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk direalisasikannya (Kristeva, 2010: 5)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.

Secara umum, ideologi diartikan sebagai suatu sistem kepercayaan masyarakat yang berbicara bagaimana seharusnya political world berlangsung. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pengarah untuk menjalankan program guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Agung. S, 2016: 4). Sedangkan menurut Syam (2007: 238) ideologi juga merupakan mythos yang menjadi political doctrin (doktrin politik) dan political formula (formula politik). 

B.     Logika Dasar Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Istilah ideologi dalam konteks modern pertama kali digunakan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy yang pada 1796 menulis tentang Revolusi Prancis. Pada abad ke-19, ideologi semakin populer. Destutt de Tracy dan rekan-rekannya merancang sistem pendidikan nasional yang mereka yakini akan mengubah Prancis menjadi masyarakat yang rasional dan ilmiah. Di mana menggabungkan keyakinan kuat pada kebebasan individu dengan program perencanaan negara dan pada 1795 menjadi dokrit resmi Republik Prancis. Napoleon pada awalnya mendukung Destutt de Tracy, namun kemudian berbalik melawan. Bahkan pada 1812 menyalahkan tentaranya yang kalah karena pengaruh ideologi tersebut.

Kristeva (2010: 7) menguraikan bahwa ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif sebagai cara memandang segala sesuatu secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme). Ideologi sama pentingnya dengan silogisme (baca: logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat. Ideologi secara etimologis berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang). Ideologi adalah pemikiran mendasar dan patokan asasi tingkah laku. Dari segi logika Ideologi adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan.

C.    Proses Kelahiran Ideologi

Tentang bagaimana ideologi lahir, Syam (2007: 240-241) merinci adanya tiga kemungkinan proses:

1.      Ideologi lahir karena diinspirasikan oleh sosok tokoh yang luar biasa, dalam sejarah bangsanya. Ia hadir membawa sekaligus mampu memberikan inspirasi serta pengaruh kuat terhadap orang lain secara luas. Pada keadaan ini, gagasan seseorang yang ‘luar biasa’ itu atas kehendak pelaku dan dukungan pengikut, alam pemikirannya mengenai cita-cita masyarakat yang diperjuangkan dalam gerakan politik diakui dan dirumuskan secara sistematis, telah menjadi ideologi. Ideologi itu lahir dari pemikiran seseorang. 

2.      Berdasarkan alam pikiran masyarakat, ideologi itu dirumuskan oleh sejumlah orang yang berpegaruh dan merepresentasikan kelompok masyarakat kemudian disepakati sebagai pedoman dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara, bilaperlu diciptakan mitosmitos untuk mendapatkan pengakuan legal dan kultural dari masyarakat bersangkutan sehingga mereka tunduk dan meyakini. 

3.      Berdasarkan keyakinan tertentu yang bersifat universal, ideologi itu lahir dan dibawa oleh orang yang diyakini sebagai kehendak Tuhan, dengan pesan untuk melakukan pembebasan dan memberikan bimbingan dalam mengatur kehidupan yang sebenarnya serta konsekuensi moral dikemudian hari yang akan diterima bila melanggarnya. Ideologi ini syarat dengan pesan moral yang sesuai dengan nurani serta dasar primordial manusia. Oleh sebab itu, ideologi yang lahir dari suatu keyakinan Iman dan bersifat universal akan hidup secara permanen tidak akan goyah dan mati. Biasanya ideologi ini lahir diinspirasikan oleh spirit agama.

Terlepas dengan cara apa dan bagaimana suatu ideologi itu lahir, pada dasarnya ideologi sering disamakan sebagai suatu keyakinan, sebab ia mengandung suatu mitos dan cita-cita yang harus direalisasikan dan memiliki nilai kebenaran. Bagi pengikutnya tidak hanya diakui dan diikuti, lebih dari itu dihayati sebagai sesuatu yang memiliki spirit hidup serta perjuangan dalam menjawab tantangan yang dirasakan.


 Referensi

Buku

Ebenstein, William, 2014, Isme-isme yang Menguncang Dunia: Komunisme, Fasisme, Kapitalisme, Sosialisme, Yogjakarta, Narasi

Kristeva, Nur Sayyid Santoso, 2010, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme, Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme, Yogjakarta, Eye on The Revolution Press Institute for Philosophycal and Social Studies (INPHISOS)

Agung S., Leo, 2016, Sejarah Intelektual, Yogjakarta, Penerbit Ombak.

Syam, Firdaus, 2007, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ketiga, Jakarta, Bumi Aksara,


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOLOM kOMENTAR

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.