Salah satu
poin penting dalam Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 adalah
bahasa. Saat itu semua sepakat untuk menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan. Adanya bahasa persatuan ini menjadi sangat penting sebagai pemersatu
seluruh suku bangsa di Nusantara yang masing-masing memiliki bahasa ibu
tersendiri.
Sifat bahasa Indonesia tidak kaku dan terbuka terhadap
perkembangan baru yang berlangsung di masyarakat. Hal ini terbukti dengan
seringnya bertambah perbendaharaan kosa kata baru dalam bahasa Indonesia.
Perbendaharaan kosa kata ini biasanya dianggap resmi pemakaiannya kalau sudah
masuk dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pada
peringatan Sumpah Pemuda ke-92 tahun 2020 dalam segi berbahasa ada momen
istimewa. Momen ini terkait dengan munculnya 10 kata baru dalam KBBI.
Kesepuluh kata baru
ini menjadi kosakata resmi yang diakui dalam perbendaharaan kata bahasa
Indonesia.
Di kutip dari CNN Indonesia, kesepuluh
kosa kata terbaru dalam KBBI ini adalah :
1.
Pansos
Kata
pansos alias panjat sosial mulai sering digunakan ketika jejaring sosial
semakin mudah diakses. Para warganet kerap menggunakan kata ini untuk menyebut
orang yang mencari pengakuan dari "strata sosial" lebih tinggi dengan
mendekati orang-orang tertentu.
Kata
"pansos" akhirnya masuk ke dalam KBBI setelah pemutakhiran di akhir
2019. Namun dalam definisi KBBI, makna pansos mengalami penyempitan dengan
terbatas di sekitar jagat maya. Dalam
keterangan KBBI, pansos didefinisikan sebagai "Panjat sosial; usaha yang
dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial
tinggi, dilakukan dengan cara mengunggah foto, tulisan, dan sebagainya di media
sosial."
2. Cie
Kata seruan
ini sebenarnya sudah sering didengar di berbagai kesempatan, terutama ketika
sedang menggoda seseorang. Namun, kata ini baru masuk ke dalam KBBI setelah
pemutakhiran di akhir 2019.
KBBI
mendefinisikan kata cie sebagai "kata seru yang digunakan untuk memuji
atau menggoda seseorang agar tersipu."
3.
Julid
Istilah
julid mulai ramai dipakai di jejaring sosial setelah penyanyi Syahrini
menggunakan kata itu saat menanggapi komentar warganet. Sejumlah pihak menganggap julid
merupakan singkatan dari judes lidah. Namun, sebagian orang menyebut julid
berasal dari bahasa Sunda, binjulid, yang berarti iri, dengki, dan
kekanak-kanakan dalam merespons sesuatu.
Kata ini
juga akhirnya masuk dalam KBBI setelah pemutakhiran pada 2019 lalu dengan
keterangan arti "Iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, biasanya
dilakukan dengan menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang
menyudutkan orang tertentu."
4.
Mager
Anak muda
mulai sering menggunakan kata "mager" sekitar belasan tahun lalu.
Saat itu, istilah mager tercipta dengan sederhana, untuk merujuk pada keadaan
"malas bergerak".
Kata itu
akhirnya diadopsi menjadi bahasa Indonesia resmi dengan definisi "Malas
(ber)gerak; enggan atau sedang tidak bersemangat untuk melakukan
aktivitas."
5.
Maksi
Belakangan,
banyak orang menyingkat "makan siang" hanya dengan menyebut
"maksi". Singkatan ini akhirnya juga masuk ke dalam KBBI setelah
pemutakhiran pada akhir 2019.
6. Kepo
Selain
lima kata di atas, sejumlah kata lainnya ternyata sudah lebih dulu masuk ke
dalam KBBI, salah satunya kepo. Sama seperti kata baru lainnya, istilah kepo
juga mulai dikenal setelah warganet semakin aktif di jagat maya.
Secara
umum, kepo digunakan untuk merujuk pada orang yang selalu ingin tahu tentang
urusan orang lain. Ada
sejumlah perdebatan mengenai asal kata kepo. Sebagian orang menganggap kepo
sebagai singkatan dari bahasa Inggris "knowing every particular
object" atau tahu semua hal kecil. Namun,
sebagian orang menganggap kepo berasal dari bahasa sehari-hari di Singapura.
Banyak warga Singapura kerap mengombinasikan bahasa Inggris dan Mandarin.
Kata
"kepo" disebut-sebut berasal dari istilah "kay po" yang
dalam bahasa Mandarin berarti orang dengan kebiasaan selalu ingin tahu urusan
pihak lain. Pada
kesehariannya, orang Singapura sering berkata, "Eh, don't be so kay po
laaa."
Dalam
KBBI, kepo berarti "Rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan
atau urusan orang lain."
7.
Baper
Sebagai
singkatan yang juga berkembang di era media sosial, kata baper alias bawa
perasaan juga kini sudah masuk ke dalam KBBI. Dalam KBBI, baper diartikan sebagai
"(ter)bawa perasaan; berlebihan atau terlalu sensitif dalam menanggapi
suatu hal."
8.
Lebay
Kata lebay
awalnya berkembang dari kata "lebih" dalam bahasa Indonesia untuk
merujuk pada orang yang berlebihan dalam menanggapi sesuatu. Dalam KBBI, definisi lebay adalah
"Berlebihan (tentang gaya berbicara, penampilan, dan sebagainya)."
9. Alay
Istilah
alay berkembang dari stereotip "anak layangan" yang dianggap kerap
berperilaku norak. Kata ini kemudian mengalami perluasan makna sebagai orang
yang berperilaku berlebihan untuk menarik perhatian.
Kata ini
mulai populer sekitar tahun 2008. Saat itu, kata "alay" sempat masuk
dalam daftar topik tren di Twitter. KBBI akhirnya mengadopsi kata itu dengan
definisi "Anak layangan; gaya hidup yang berlebihan untuk menarik
perhatian."
10.
Gebetan
Kata
gebetan bermula dari istilah di era 1970-an, yaitu GBT alias gerakan bawah
tanah. Istilah ini merujuk pada orang yang diincar untuk menjadi kekasih.
Karena
kerap digunakan, kelamaan orang menyebutnya dengan singkat "gebet"
dan akhirnya menjadi kata benda "gebetan".
KBBI
mendefinisikan gebetan sebagai "Seseorang yang sedang ditaksir atau
disukai."
Tulisan ini diadaftasi
dari:
“Sumpah Pemuda dan 10 Kata Kekinian dalam KBBI”
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20201027164324-241-563390/sumpah-pemuda-dan-10-kata-kekinian-dalam-kbbi
, CNN Indonesia | Rabu, 28/10/2020 09:37 WIB diakses Kamis, 29 Oktober 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOLOM kOMENTAR
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.