Jumat, 21 Oktober 2011

Dari Dikbud ke Diknas dan jadi Dikbud Lagi!


Rabu , 19 Oktober 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melantik 12 menteri baru dan 13 wakil menteri baru hasil perombakan kabinet atau reshuffle. Pelantikan dilakukan di Istana Negara pada pukul 09.00, dihadiri Wakil Presiden Boediono dan segenap menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Salah satu yang menarik dari reshufle ini bagi dunia pendidikan adalah diangkatnya Musliar Kasim menjadi Wakil Menteri Pendidikan Nasional Bidang Pendidikan dan Wiendu Nuryanti sebagai Wakil Menteri Pendidikan Nasional Bidang Kebudayaan. Pengangkatan dua wakil menteri (wamen) ini mengindikasikan bahwa Kementerian Pendidikan Nasional akan mengalami perubahan. Dengan hadirnya wamen bidang kebudayaan berarti masalah kebudayaan yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pariwisata,Seni dan Kebudayaan (kemparsenibud) akan kembali ke rumah lama, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Disebut rumah lama karena sebelum menjadi Kemendiknas (Depdiknas) institusi ini bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud).

Kalau dilihat dari perkembangan sejarahnya, institusi yang didirikan sejak awal kemerdekaan ini memang telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan fungsi. Pada periode awal kemerdekaan (19-8-1945 s.d. 29-1-1948 ) institusi ini diberinama Kementerian Pengajaran dengan fokus utama menangani proses pengajaran di negara kita. Selanjutnya pada periode antara 29-1-1948 s.d. 10-7-1959 diubah menjadi Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dengan bidang tugas yang lebih luas, yaitu menangani masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Sejak 10 Juli 1959 lembaga ini tetap menangani masalah pendidikan, pengajaran dan kebudyaan, hanya istilah kementerian diubah menjadi departemen, sehingga namanya menjadi Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan sampai 6 Maret 1962.

Perubahan untuk yang keempat kali terjadi pada periode 6 Maret 1962 sampai dengan 27 Maret 1966. Pada periode ini institusi ini dikembangkan menjadi tiga departemen, yaitu Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, dan Departemen Olah raga.

Selanjutnya untuk kurun waktu lebih dari tiga dasa warsa sejak 25 Juli 1966 s.d. 26 Oktober 1999 nama departemen ini adalah Departemen Pendidikan dan kebudayaan atau disingkat Depdikbud. Baru kemudian pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Depdikbud diganti dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan kemudian berubah menjadi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang saat ini selesai reshuffle akan berubah kembali menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu alasan perubahan adalah bahwa kebudayaan tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan. Demikian sejarah singkat perubahan nama di lingkungan kementerian yang membawahi masalah pendidikan.

Satu hal yang menjadi catatan, menurut hemat saya dan mudah-mudahan Anda pun sependapat, apapun namanya institusi tersebut yang penting bisa bekerja secara efektif demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia dan semoga pula anggaran untuk bidang pendidikan yang sudah ada tidak tersedot untuk membiayai bidang kebudayaan, bahkan lebih bijak rasanya kalau anggaran yang ada ditambah sehingga keberadaan bidang kebudayaan tidak menjali benalu yang merugikan bagi bidang pendidikan. Semoga.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOLOM kOMENTAR

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.