oleh Enang Cuhendi
“Hanya
kepada orang yang halus perasaannya, keindahan dan rahasia alam ini dibukakan
Tuhan untuknya.”
(Socrates, Filsuf
Yunani 469-399 SM.)
Garut sebuah kota sejuk nan indah. Selama dua puluh dua tahun
(1997-2019) penulis mengabdi sebagai guru PNS di tempat ini banyak hal menarik
yang bisa ditemukan. Selain penganan dodol yang sangat terkenal, Garut juga
memiliki kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa dan lengkap.Ya, lengkap
dalam arti di kabupaten penghasil domba dengan varietas terbaik ini gunung,
rimba atau hutan, laut dan pantai, pesawahan, perkebunan, dataran tinggi dan
rendah ada semua. Kelengkapan alam yang tidak semua kota memilikinya.
Garut
merupakan bagian wilayah Provinsi Jawa Barat di bagian Selatan. Secara
asronomis berada pada koordinat 6º56'49''-7º45'00'' LS dan
107º25'8''-108º7'30'' BT. Luas wilayah administratifnya sekira 306.519 hektar,
dengan batas-batas di sebelah utara dengan Kabupaten Sumedang, bagian timur
dengan Kabupaten Tasikmalaya, selatan Samudera Indonesia dan sebelah barat
dengan Kabupaten Bandung dan Cianjur.
Ketinggian tempat Kabupaten Garut cukup bervariasi antara wilayah paling
rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak
gunung. Karakteristik kontur atau topografinya yang terbagi dua, yaitu utara
dan selatan. Sebelah utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan,
sedangkan bagian selatan sebagian besar dataran rendah dengan permukaannya
memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Melihat
kondisi ini bisa dikatakan kontur Garut ini cenderung miring ke selatan.
Wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari
100 mdpl (meter di atas permukaan laut) terdapat di Kecamatan Cibalong dan
Pameungpeuk. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 mdpl terdapat
di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang. Wilayah yang
berada pada ketinggian 500–1.000 mdpl terdapat di Kecamatan Pakenjeng dan
Pamulihan, serta wilayah yang berada pada ketinggian 1.000–1.500 mdpl terdapat
di Kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan
dan Cisewu.
Adapun Gunung Cakrabuana, Cilancang dan Gunung Kendang memang tidak
sepopuler gunung-gunung di atas, tetapi tetap memiliki keindahan alam yang luar
biasa. Gunung Cakrabuana masuk ke dalam administrasi empat kabupaten, yaitu:
Garut, Sumedang, Tasikmalaya dan Majalengka. Pendakian ke gunung ini biasa
dilaksanakan melalui Jalur Malangbong di Garut Utara. Adapun Gunung Cilancang
secara administrasi berada di perbatasan Kabupaten
Sumedang dan Kabupaten Garut. Di Kabupaten Sumedang gunung ini
mencangkup Kecamatan Sumedang Selatan dan Kecamatan Cibugel. Sedangkan
di Kabupaten Garut mencangkup Kecamatan Blubur Limbangan dan
Kecamatan Selaawi. Gunung Cilancang ini mempunyai ketinggian 1.667 mdpl. Gunung
Kendang yang merupakan gunung berapi stratovolcano terletak di perbatasan kecamatan Kertasari,
Kab. Bandung dan kecamatan Pasirwangi, Kab. Garut.
Gunung lainnya yang ada di Garut di antaranya Gunung Haruman (1.218 mdpl) di Leuwigoong, Gunung
Kaledong (1.249 mdpl) di Kadungora, Gunung Halimun (1.098 mdpl) di Pamulihan,
Gunung Sadakeling (1.679 mdpl) di Cibatu, Gunung Karancang (1.563 mdpl) di
Talegong dan Mandalawangi (1.663 mdpl) di Leles-Kadungora. Masih banyak gunung
lainnya yang ada di Garut Wilayah rimba atau hutan di Garut cukup banyak. Hampir setiap gunung
memiliki area rimba raya. Satu hutan yang paling terkenal adalah Hutan Sancang
atau Leuweung Sancang. Hutan alami seluas 2.157 hektar ini merupakan wilayah
konservasi berstatus cagar alam yang berada di Kecamatan Cibalong. Hutan ini sangat
fenomenal dan bernilai historis.
Di Jawa Barat selain berfungsi sebagai penyangga utama lingkungan, hutan
juga menjadi sumber cerita rakyat yang tercatat dalam kepercayaan lokal,
babasan atau peribahasa, juga dikenal memiliki nilai historis. Demikian juga
dengan Leuweung Sancang. Banyak kisah mitos yang menghinggapinya, di antaranya
menganggap Sancang sebagai tempat nga-hyang (menghilang) Prabu
Siliwangi, raja besar Kerajaan Sunda.
Dari sisi sumber daya hayati, Sancang miliki potensi keanekaragaman
hayati yang luar biasa. Sancang menjadi hunian terakhir kayu meranti merah jawa
dan kaboa. Selain itu kerterjagaan plasma nutfah dan ekosistemnya mulai padang
lamun, terumbu karang, hingga mangrove juga memperkaya hayati Sancang.
Hingga pertengahan 1980-an, Sancang sebagai hutan tutupan cagar alam
bisa dikatakan masih perawan. Sayangnya seiring dengan penyerobotan dan
pembalakan liar pasca bergulirnya reformasi dan terjadinya penyempitan akibat
sebagian arealnya terkena dampak pembangunan jalur Jalan Lintas Selatan, hutan
Sancang mengalami degradasi hebat. Kerusakan terjadi di beberapa titik.
Panorama keindahan alam Garut lainnya adalah laut dan pantai. Wilayah
laut terutama terdapat di Garut Selatan yang berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia. Karena berhadapan dengan laut maka Garut juga memiliki garis
pantai. Banyak pantai indah di Garut. Pantai Santolo, pantai indah berpasir
putih, yang terletak di Desa Pamalayan, Kecamatan Cikelet, merupakan salah
satunya. Lokasi Santolo sekira 88 kilometer dari Alun-alun Kota Garut, atau
dengan waktu tempuh sekira 3 jam perjalanan.
Pantai berikutnya adalah Sayangheulang yang letaknya dekat dengan Pantai
Santolo. Berada di Desa Mancagahar, Kecamatan Pamengpeuk. Jarak tempuh dari
tengah Kota Garut sekira 86 kilometer.
Pantai-pantai lainnya adalah Karang Paranje (Cibalong), Rancabuaya
(Bungbulang), Cicalobak (Mekarmukti), Karangtepas (Mekarmukti), Pantai Cidora
(Caringin), Karang Papak (Pameungpeuk), Karangsebrotan (Mekarmukti), Cijeruk
Indah (Pameungpeuk), Sodong Bodas (Caringin), Sancang (Cibalong), Sodonglalai
(Mekarmukti), Citanggeuleuk (Mekarmukti), dan Pantai Taman Manalusu (Cikelet) merupakan
deretan pantai yang indah yang belum banyak dikunjungi wisatawan.
Selain memiliki pantai-pantai yang indah, Garut juga memiliki banyak
curug atau air terjun yang tidak kalah cantik dan indah. Di antara air terjun
tersebut, yaitu: Curug Cihanyar (Cilawu), Curug Orok (Cikajang), Curug
Sanghiyang Taraje (Pakenjeng), Curug Nyongnyong (Cihurip), Curug Ciharus
(Leles), Curug Cibadak, Curug Rahong. Curug Citiis (Gunung Guntur), Curug
Cimandi Racun dan Curug Sanghyang Taraje (Pamulihan) merupakan sedikit di
antara sekian banyak curug yang ada di Garut.
Objek wisata lain yang tidak kalah menarik adalah situ atau danau. Situ
Bagendit di Kecamatan Banyuresmi dan Situ Cangkuang di Kecamatan Leles
merupakan dua dari contoh situ yang terkenal di Garut. Situ yang lainnya adalah
Cikabuyutan. Situ ini terletak di perbatasan Kecamatan Pakenjeng dan
Bungbulang, tepatnya di antara Desa Pasirlangu di Pakenjeng dan desa Bojong di
Bungbulang.
Wilayah Kabupaten Garut juga memiliki aliran sungai. Di Garut terdapat
36 buah sungai dan 112 anak sungai. Panjang seluruhnya 1.403,35 km yang
sepanjang 92 km di antaranya merupakan aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah
anak sungai.
Sebagaimana konturnya, daerah Aliran Sungai (DAS) di Garut dibagi
menjadi dua, yaitu: Daerah Aliran Utara
yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di
Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit
dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran
utara merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan
merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki.
Seni dan Budaya Garut sudah sejak dulu berkembang pesat. Aneka kreasi
seni dan budaya tradisional Garut hampir ada merata disemua wilayah. Aneka warisan budaya tak benda, seperti cerita rakyat dan legenda hampir ada di setiap kota kecamatan.
Berdasarkan fakta-fakta yang diungkap di atas jelas sekali bahwa alam
Garut sangat gemerlap. Gemerlap alam Garut membuat kota ini layak menyanding
julukan Kota GURILAPS. Bukan hanya gurilap
seperi yang ada dalam bahasa Sunda yang artinya gemerlap, tapi juga gurilaps
yang merupakan akronim dari yaitu kota
yang kaya dengan GUnung, RImba, LAut, Pantai, dan Sungai serta Seni budaya
apabila “S” ditambah satu. Sungguh
potensi luar biasa yang Allah SWT. anugerahkan untuk Kabupaten Garut.
Permasalahannya tinggal bagaimana kita mensyukuri, memelihara dan memanfaatkan
semua potensi ini.
Sumber Bacaan
Darpan dan Budi Suhardiman, 2017, Budaya Garut, Serta Pernak Perniknya,
Garut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Tim Kreatif, 2015, Pemetaan Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Garut, Garut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
https://www.mongabay.co.id/2018/08/13/leuweung-sancang-diujung-kenangan-perbaikan-lingkungan-harus-dilakukan/ diunduh di Bandung 26 Desember 2018
pukul 13.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOLOM kOMENTAR
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.