Jumat, 10 Februari 2012

Mengenal Total Quality Management (1)


Konsep Total Quality Management (selanjutnya disingkat TQM) pertama kali dikemukakan oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientist di United States Navy. Istilah ini mengandung makna every process, every job, dan every person. Dalam bahasa Indonesia istilah TQM dikenal dengan sebutan Manajemen Mutu Terpadu.

Adapun pengertian TQM dapat dibedakan menjadi dua aspek.  Aspek pertama menguraikan apa itu TQM yang dalam hal ini TQM didefinisikan sebagai sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi. Aspek kedua menyangkut cara mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik TQM. Sepuluh karakteristik TQM sendiri terdiri atas:
1.         fokus pada pelanggan (internal & eksternal),
2.         berorientasi pada kualitas,
3.         menggunakan pendekatan ilmiah,
4.         memiliki komitmen jangka panjang,
5.         kerja sama tim,
6.         menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan,
7.         pendidikan dan pelatihan,
8.         menerapkan kebebasan yang terkendali,
9.         memiliki kesatuan tujuan,
10.     melibatkan dan memberdayakan karyawan.

Di samping memiliki karakteristik, TQM memiliki lima prinsip dasar yang harus dipenuhi yang dikenal dengan sebutan lima pilar TQM. Kelima pilar tersebut terdiri atas produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain. Kaitan ke lima pilar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Produk atau jasa merupakan titik pusat bagi tujuan dan prestasi sebuah organisasi. Kualitas sebuah produk atau jasa tidak mungkin ada tanpa kualitas di dalam proses. Kualitas dalam proses tidak mungkin terjadi tanpa adanya organisasi yang tepat. Organisasi akan menentukan kesehatan dan vitalitas keseluruhan sistem manajemen karena itu ditempatkan di tengah-tengah kelima pilar TQM. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepemimpinan yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi pilar-pilar lain. Setiap pilar tersebut tergantung pada empat pilar yang lain dan apabila ada salah satu pilar yang lemah, semuanya akan turut lemah. 

Agar dapat mencapai kesuksesan dalam implementasinya, pelaksanaan program TQM harus memenuhi empat kriteria. baca selengkapnya...
  1. program tersebut harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam aktivitasnya, termasuk dalam setiap proses dan produk/jasa. 
  2. program tersebut harus memiliki sifat kemanusiaan yang kuat untuk menerjemahkan kualitas dalam cara memperlakukan karyawan, selalu diikutsertakan dan diberi inspirasi. 
  3. program TQM, harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang di semua tingkatan, terutama pada lini depan sehingga antusias keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan dan bukan sekadar slogan. 
  4. TQM, harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijakan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah-celah organisasi. 
TQM Dalam Dunia Pendidikan 
Banyak yang berpendapat bahwa TQM hanya menjadi urusan dunia bisnis, padahal TQM, bisa diterapkan dalam dunia pendidikan yang berkecimpung dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Memang benar bahwa penerapan TQM, dalam manajemen pendidikan telah mengundang perdebatan yang sangat serius. Beberapa pengamat mempertanyakan kelayakan dan kesesuaian konsep TQM, dengan karakteristik lembaga pendidikan. Ada pihak yang berargumentasi bahwa TQM, merupakan konsep yang sulit dievaluasi dalam lembaga pendidikan. Sedangkan pihak lain berpendapat bahwa TQM, mungkin cocok untuk fungsi pendukung (support function), tetapi tidak cocok untuk fungsi pembelajaran yang merupakan inti dari sebuah lembaga pendidikan. 
Dalam kaitannya dengan penerapan TQM sebagian ahli berpendapat bahwa sedikitnya ada empat bidang utama dalam lembaga pendidikan yang dapat mengadopsi prinsip-prinsip TQM, yaitu: 
  1. penerapan Manajemen Mutu Terpadu, untuk meningkatkan fungsi-fungsi administrasi dan operasi lembaga pendidikan. 
  2. mengintegrasikan Manajemen Mutu Terpadu, dalam kurikulum. 
  3. penggunaan Manajemen Mutu Terpadu, dalam metode pembelajaran di kelas. 
  4. menggunakan Manajemen Mutu Terpadu, untuk mengelola aktivitas riset lembaga pendidikan. 
Kehadiran TQM, mempunyai dampak pada perubahan manajemen konvensional. Demikian juga , dengan manajemen lembaga pendidikan terdapat enam tantangan pokok yang perlu dikaji dan dikelola secara strategis dalam rangka menerapkan konsep TQM, lembaga pendidikan, yakni berkenaan dengan: (1) dimensi kualitas jasa, (2) fokus kepada pengguna jasa pendidikan, (3) kepemimpinan, (4) perbaikan yang berkesinambungan, (5) manajemen SDM, dan (6) manajemen berdasarkan fakta. 

Hal tersebut sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 4 ayat (6) menyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Lebih lanjut dikatakan dalam Pasal 5 ayat (1) bahwa Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
read more

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOLOM kOMENTAR

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.