Setelah seorang sejarawan memilih satu topik penelitian maka langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah melakukan kegiatan heuristik (heuristics) atau kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah atau evidensi sejarah. Dengan kata lain heuristk adalah kegiatan mengumpulkan sumber-sumber sejarah (historical sources).
Sumber-sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi atau bukti-bukti yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu baik berupa tulisan, keterangan lisan maupun berupa produk dari kegiatan-kegiatan manusia yang memuat informasi tentang kehidupan manusia, baik yang disengaja maupun tidak disengaja ditinggalkan untuk memberikan informasi kepada generasi berikutnya.
Klasifikasi Sumber
Untuk kepentingan praktis, sumber-sumber sejarah dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Peninggalan-peninggalan (relics, remains) ,
Yang dimaksud dengan peninggalan-peninggalan adalah bukti-bukti atau produk (artefak) dari kehidupan masyarakat manusia masa lalu yang dapat dipegang. Umumnya peninggalan –peninggalan ini tidak dibuat dengan maksud untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan manusia pada masa itu kepada generasi berikutnya. Jika ada yang masih tertinggal itu karena kebetulan saja. Walaupun demikian peninggalan-peninggalan ini bermanfaat untuk mengungkap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya manusia pada umumnya.
Contoh-contoh peninggagalan antara lain: alat-alat rumah tangga, perkakas dapur, pecahan keramik, senjata-senjata, dan bangunan-bangunan baik berupa tempat peribadatan, istana, benteng atau makam.
1. Catatan-rekaman (records).
Catatan rekaman mempunyai karakteristik utama yaitu dimaksudkan untuk memuat informasi tentang kenyataan kegiatan masa lalu (past actuality) . Informasi adalah tujuan utama catatan. Catatan-catatan dapat dibagi atas gambar (pictorial), lisan (oral) dan tulisan. Contoh catatan gambar adalah peta, lukisan sejarah, lukisan dinding (mural), mata uang bercap, patung, relief, foto-foto dan gambar permadani dinding (tapestry).
Diantara catatan-catatan lisan misalnya legenda, fabel, anekdot, nyanyian, balada, dan saga. Bentuk yang relatif mutakhir ialah fonograf dan tape recording.
Adapun contoh-contoh catatan tertulis antara lain: prasasti (inskripsi), tulisan paku pada tanah liat, hierogrif, catatan tahunan (annals), kronik, catatan harian, memoir, kalender, surat, geneologi dan autobiografi. Sebagian besar sejarah berasal dari catatan-catatan tertulis ini yang disampaikan kepada generasi kemudian mengenai kesaksian orang-orang yang telah memainkan peranan penting dalam membuat kejadian-kejadian pada masa lalu.
2. Peninggalan dan Catatan
Di samping berupa peninggalan atau catatan, sumber-sumber sejarah dapat juga sekaligus berupa peninggalan dan catatan. Artinya sumber sejarah tersebut dapat dipandang secara sekaligus baik sebagai peninggalan maupun catatan. Sebuah prasasti atau rekaman wawancara dapat dipandang sebagai peninggalan, catatan atau sekaligus peninggalan dan catatan. Bagi sejarawan, apapun medianya tidak perlu dipermasalahkan yang terpenting ialah informasi yang dikandung di dalamnya. Jadi pengklasifikasian sumber menjadi peninggalan, catatan ataupun peninggalan dan catatan tidak dilaksanakan terlalu ketat.
3. Sumber Lisan
Sumber lisan dapat dibagi menjadi dua katagori, yaitu:
a. Sejarah lisan (oral history), yaitu ingatan tangan pertama yang dituturkankan secara lisan oleh orang-orang yang diwawancarai oleh sejarawan . Wawancara terhadap seorang veteran Perang Kemerdekaan Indonesia atau diplomat yang aktif dalam perundingan dengan Belanda selama periode itu merupakan contoh produk sumber sejarah lisan.
b. Tradisi Lisan (oral history), yaitu narasi dan deskripsi orang-orang dan peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut selama beberapa generasi. Umumnya di Indonesia tradisi lisan masih dapat dipakai untuk mengkaji sejarah etnis tertentu sedangkan di Eropa dapat dikatakan sudah tidak ada
4. Sumber Pertama dan Sumber Kedua
Perbedaan antara sumber pertama (primary sources) dengan sumber kedua (secondary sources) tidaklah terlalu jelas. Sejarawan ada yang menganggap bahwa sumber pertama adalah sumber-sumber asli sedangkan sumber kedua adalah apa yang telah ditulis oleh sejarawan sekarang atau sebelumnya berdasarkan sumber-sumber pertama. Pada perkembangan berikutnya sumber kedua ini dikutip lagi oleh penulis berikutnya sehingga hasilnya menjadi sumber ketiga atau keempat.
Sumber pertama dapat dibagi menjadi dua:
a. Sumber cetakan (published), baik yang dipublikasikan oleh pemerintah maupun non pemerintah
b. Tidak dicetak (unpublished) atau sumber manuskrip.
Adapun contoh-contoh sumber – sumber pertama antara lain:
a. Kronik.
b. Autobiografi
c. Memoir
d. Surat kabar
e. Publikasi pemerintah dan debat parlemen
f. Surat-surat Pribadi dan catatan harian
g. Sastra Kreatif, seperti novel, novel sejarah dan drama
5. Source-based dan Non source based Data
Source-based data adalah sumber-sumber pertama dan/atau kedua yang langsung relevan dan signifikan bagi topik penelitian atau tulisan peneliti. Sedangkan non source based data adalah tulisan-tulisan, baik dari buku-buku atau artikel-artikel dalam jurnal, yang memberikan bahan-bahan praktis atau teoritis yang penting bagi penelitian sejarawan. Sumber-sumber tersebut bermanfaat bagi sejarawan terutama untuk memberikan masukan berupa ide-ide, bahan pembanding, teori-teori, model-model, penegakan fakta secara deduktif dan dalam merekonstruksi penjelasan-penjelasan sebab akibat.
(Tulisan ini disarikan dari buku : Syamsuddin, Helius, 2007, Metodologi Sejarah, Yogjakarta, Ombak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOLOM kOMENTAR
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.