Rabu, 10 Februari 2021

Meraih Devisa Negara dari Perdagangan Internasional

Oleh:  Enang Cuhendi

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap negara membutuhkan devisa yang banyak untuk bisa membangun negaranya. Devisa biasa diartikan sebagai sejumlah emas atau valuta asing yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional. Ada juga yang mengartikan devisa sebagai kekayaan yang dimiliki oleh negara dalam bentuk mata uang asing ataupun barang. Keduanya pada intinya sama saja.

Devisa memiliki banyak fungsi. Biasanya difungsikan sebagai: alat pembayaran hutang luar negeri, alat transaksi pembayaran barang dan jasa luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan seterusnya), alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negeri seperti membiayai kedutaan, misi budaya dan olah raga, hadiah atau bantuan atau sebagai juga sebagai sumber pendapatan negara.

Darimana devisa didapat? Devisa bisa didapat dari banyak sumber. Di antaranya dari: hasil pinjaman atau hutang dari negara lain, hadiah, bantuan atau sumbangan luar negeri, penerimaan deviden atau jasa serta bunga dari luar negeri, kiriman valuta asing dari luar negeri, wisatawan yang belanja di dalam negeri dan pungutan bea masuk. Satu lagi sumber devisa adalah dari hasil kegiatan perdagangan internasional, terutama ekspor.

Perdangan internasional atau perdangan antar negara memiliki dua kegiatan utama, yang ekspor dan impor. Ekspor merupakan aktivitas menjual barang keluar negeri. Sedangkan impor adalah aktivitas membeli barang dari luar negeri.Dari dua aktivitas utama perdagangan internasional yang perlu terus ditingkatkan volumenya tentunya ekspor bukan impor. Kegiatan ekspor akan semakin menambah cadangan devisa negara, sedangkan impor sebaliknya hanya akan menguras cadangan devisa yang kita miliki.

Sayangnya berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) RI sepanjang 2019 neraca perdagangan Indonesia masih mengalami rugi (defisit) sebesar 3,20 miliar dollar AS. Secara keseluruhan, rinciannya ekspor migas sepanjang 2019 tercatat mencapai 12,53 miliar dollar AS dan kinerja impor tercatat mencapai 21,88 miliar dollar AS. Kinerja impor non migas mencapai 148,83 miliar dollar AS dan ekspor tercatat sebesar 154,98 miliar dollar AS. Artinya neraca non migas masih mencatatkan surplus sebesar 6,15 miliar dollar AS.

Kondisi tersebut tentunya kurang bagus, karena setidaknya untuk menutupinya ada sebesar 3,20 miliar dollar AS yang terambil dari cadangan devisa negara kita. Idealnya cadangan devisa itu bukan berkurang, tetapi harus terus bertambah. Dengan berkurangnya cadangan devisa maka ketersediaan cadangan dana untuk melanjutkan pembangunan menjadi berkurang.

Hal yang menggembirakan pada akhir 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan selama periode Januari-Desember 2020 mengalami surplus sebesar 21,74 miliar dollar AS. Ini tentunya lebih baik jika dibandingkan dengan 2019 dan 2018 yang masing-masing mengalami defisit 3,20 miliar dollar AS dan 8,70 miliar dollar AS. Dengan adanya surplus ini maka cadangan devisa kita bertambah 21, 74 miliar dollar AS. Seandainya ini terus berlanjut bukan mustahil kita akan semakin makmur dan sejahtera di masa yang akan datang, karena bisa melakukan pembangunan

Kegiatan ekspor kita saat ini memang berbeda dengan pada masa Orde Baru. Kalau dulu terfokus pada ekspor minyak dan gas (migas), sementara sekarang karena cadangan migas kita semakin menyusut fokus ekspor harus beralih pada non migas. Komoditas ekspor non migas ini meliputi aneka hasil tambang di luar migas, hasil hutan, pertanian, industri tekstil dan pakaian jadi, mobil, kimia dasar organik, sampai pada industri kreatif.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 tercatat ada 10 komoditas ekspor non migas unggulan Indonesia. Dari kesepuluh komoditas unggulan tersebut batu bara masih menempati urutan teratas. Keberadaannya sebagai sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen membuat batubara menjadi komoditas andalan ekspor nonmigas Indonesia.

Daftar Komoditas Ekspor Nonmigas Unggulan Indonesia

Sumber: BPS RI

Untuk ke depan tentunya kita tidak bisa terus bergantung terus pada keberadaan batu bara. Sebagai salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ketersediaan batu bara lama-lama akan meyusut dan habis sebagaimana halnya minyak bumi. Maka perlu dicari peluang komoditas ekspor yang lain. Produk olahan hasil hutan dan Industri tekstil bisa terus ditingkatkan. Sedangkan yang lainnya tentunya harus didorong pula untuk maju, termasuk  perkembangan industri kreatif di masyarakat.

Dengan majunya perdagangan internasional maka diharapkan volume cadangan devisa akan semakin bertambah. Dampaknya negara kita akan semakin makmur dan maju. 

 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Klik Di sini)


 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOLOM kOMENTAR

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.