Senin, 30 November 2020

Hattrick

 Oleh Enang Cuhendi


Hattrick adalah istilah dalam sepakbola. Biasanya ditujukan pada keadaan ketika seorang pemain mampu mencetak gol tiga kali dalam satu pertandingan. Hattrick merupakan prestasi yang luar biasa bagi seorang pemain,  apalagi berposisi striker atau penyerang. Kalau pemain bisa hattrick di setiap pertandingan dijamin bakal jadi Top Scorer dan menjadi pemain berharga mahal. 

Bobotoh atau pendukung Persib begitu bangga dengan Cristian Bekamenga,  Sergio Van Dick atau Ezzequel Enduasell yang sering melakukan hattrick. Dunia pun selalu mengagung-agungkan sosok Leonel Messi,  Cristiano Ronaldo,  Pele atau Maradona yang sering hattrick saat bermain. 

Akan tetapi, bagaimana kalau hattrick ini dicetak di dunia korupsi?  Apakah tetap menjadi kebanggaan?  Kasus di salah satu kota di negeri ini yang berdiri selama 16 tahun dengan dipimpin oleh tiga walikota dan ketiga-tiganya tersandung korupsi adalah hal yang ironis.  "Hattrick" tiga walikota masuk bui gegara korupsi tentu bukan kebanggaan,  tetapi aib yang luar biasa.  Apalagi berasal dari warna kaos partai yang sama. Sungguh drama komedi tidak lucu dalam pentas politik negeri ini. 

Kemarin ada berita seorang menteri menyusul menteri sebelumnya ditangkap karena korupsi.  Hari ini ada berita, negeri ini masuk tiga besar negara terkorup di Asia versi Lembaga Transparansi Internasional. Ini menjadi bumbu yang semakin tidak sedap bagi perkembangan negeri ini. Raihan "medali perunggu" untuk negeri terkorup di Asia memiliki cita rasa yang sangat beda dengan medali perunggu di Asian Games. Medali perunggu di AG adalah kebanggaan, tetapi ini adalah tamparan keras yang menyakitkan atas hasil dari sebuah peristiwa yang disebut Reformasi.  Niat hati menghapus KKN (Korupsi,  Kolusi dan Nepotisme) yang ada justru KKN semakin menggila.  

Kalau ditanya apa motivasi para "pejabat yang terhormat" tersebut korupsi.  Alasannya pasti tidak akan jauh dari seputar  harta,  tahta dan renata eh wanita. Memang ketiga hal ini bisa membawa seseorang ke puncak sukses,  tapi juga bisa menghinakan orang sehina-hinanya. 

Harta,  tahta dan wanita adalah sumber motivasi.  Bisa positif kalau dimaknai positif, juga bisa negatif kalau dimaknai negatif. Banyak orang yang meraih sukses luar biasa karena dorongan tiga faktor itu,  namun tidak sedikit yang jatuh terpuruk.  Semua kembali kepada kita bagaimana memaknainya. 

Kembali ke hattrick,  akankah semua KKN yang semakin menggila ini akan mendorong munculnya "hattrick" peristiwa dalam sejarah Indonesia. Setelah rezim orde lama tumbang di 1966, orde baru runtuh di 1998, berikutnya?  Wallahuallam.


Cicalengka, akhir November 2020

Senin, 23 November 2020

Download Buku Evaluasi dan Penelitian Pendidikan

Sahabat, bagi yang memerlukan e-book Evaluasi dan Penelitian Pendidikan, saya postingkan beberapa buku yang mudah-mudahan bermanfaat, silakan rekan-rekan unduh melalui tautan judul bukunya langsung. 

Selamat mengunduh & melengkapi koleksi perpustakaan digital Anda, semoga bermanfaat! 

1. Metodologi Penelitian 

2. Metodologi Penelitian Kualitatif

3. Metodologi Penelitian Kualitatif - Kuantitatif

4. Metode Penelitian Studi Kasus

5. Penelitian Tindakan Kelas

6. Metode Penelitian

7. Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran

8. Evaluasi Pembelajaran

9. Evaluasi Pembelajaran

10 Evaluasi Pembelajaran

11 Evaluasi Pembelajaran

Sabtu, 21 November 2020

Download Aneka E-Book Sejarah Islam di Indonesia

Islam dan Kaum Muslimin mempunyai sejarah yang panjang di Nusantara. Peranannya tidak main-main dalam perjalanan bangsa ini. Islam memberikan inspirasi yang besar dalam mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa Indonesia. Islam juga mampu memposisikan diri sebagai kekuatan agama yang mengintegrasikan dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia dalam bingkai utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Melacak sejarah Islam di Nusantara bukan hal yang mudah. Sampai hari ini ada beberapa PR (Pekerjaan Rumah) besar yang belum terpecahkan. Beberapa pertanyaan yang menjadi PR untuk dicarikan jawabannya adalah. darimana Islam datang? Siapa yang membawanya dan kapan kedatangannya?

Sebagai seorang muslim kita punya kewajiban untuk mempelajari dan mengkaji, minimal mengetahui sejarah Islam di Nusantara. untuk itu penulis lampirkan beberapa buku elektronik terkait sejarah Islam di Indonesia untuk melengkapi perpustakaan digital sahabat semua. Silakan diunduh semoga bermanfaat! Tinggal klik saja tautan/link-nya

1. Sejarah Islam di Nusantara

2. Sejarah Peradaban Islam

3. Kerajaan-kerajaan Islam di Pulau Jawa

4. Kerajaan Islam di Nusantara

5. Negara Islam di Jawa 1500-1700

6. Sejarah Islam Indonesia I

7. Teori masuknya Islam ke Nusantara

8. Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Barat

9. Sejarah Islam di Asia Tenggara

Jumat, 20 November 2020

š—”š—øš˜š—¶š˜ƒš—¶š˜š—®š˜€ Mš—®š˜€š˜†š—®š—暝—®š—øš—®š˜ Kš—®š—ŗš—½š˜‚š—»š—“ Cš—¶š—øš—®š—¹š—²š—±š—¼š—»š—“ Dš—®š—¹š—®š—ŗ Mš—²š—»š—“š—µš—®š—±š—®š—½š—¶ Gš—¹š—¼š—Æš—®š—¹š—¶š˜€š—®š˜€š—¶ š—±š—®š—» Pš—²š—暝˜‚š—Æš—®š—µš—®š—» Sš—¼š˜€š—¶š—®š—¹ Bš˜‚š—±š—®š˜†š—®

 Oleh Asti Tatia

Kelas 9a SMPN 3 Limbangan, Garut

 

š—¦aat ini masyarakat sedang menghadapi kehidupan kearah yang lebih modern. Dalam hal ini globalisasi dan perubahan sosial budaya masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat mulai dari cara berpakaian, kehidupan sehari hari, gaya bahasa, tingkah laku, dan adanya perubahan cara melakukan sesuatu.

Sama dengan halnya kehidupan di masyarakat tempat tinggal saya. Saat ini masyarakat sedang mengalami perubahan sosial budaya akibat efek globalisasi. Masyarakat mulai mengikuti gaya hidup modern, seperti dalam hal menggunakan alat komunikasi canggih, memanfaatkan situs media sosial, atau gaya berbelanja yang menggunakan teknologi belanja online dengan aplikasi berbelanja untuk memudahkan berbelanja jauh lebih mudah.

Selain itu masyarakat di tempat tinggal saya, khususnya para petani, sekarang menggunakan teknologi canggih untuk membajak sawah dengan mudah yang awalnya menggunakan hewan yaitu kerbau. Begitu pun dengan kehidupan remajanya yang mulai terpengaruh budaya  globalisasi dan perubahan budaya, termasuk saya sendiri. Di mana saat ini kalangan remaja di tempat tinggal saya sudah masuk kehidupan yang jauh lebih modern. Saat ini kalangan remaja sudah menggunakan teknologi canggih berupa alat komunikasi berbasis android untuk memudahkan berkomunikasi dengan orang lain, terutama sekarang saat dalam fase pembelajaran belajar daring sehingga alat komunikasi saat ini sangat di butuhkan.

Selain itu, remaja di tempat tinggal saya pun mengalami perubahan pada moral, prilaku, dan bahasa yang di gunakannya. Saat ini kalangan remaja mengikuti gaya bahasa yang datang dari luar seperti pengucapan kata "aku"menjadi "gue" atau "kamu"menjadi"loe". Juga gaya bahasa pengucapan lainya, seperti yang mengandung kata tidak baik untuk di ucapkan kepada seseorang. seperti halnya pengucapan kata-kata kasar dengan menyebutkan nama hewan kepada seseorang dengan niat menjelekan atau mencaci kepada orang tersebut.

Dengan hal itu kita bisa lihat bahwa pengaruh dari globalisasi dapat menyebabkan perubahan sosial yang berdampak negatif bagi moral seseorang. Karna pergaulan yang salah terutama dalam berkomunikasi di media sosial. Bukan hanya karena itu saja, globalisasi dapat berdampak buruk, tetapi juga pemikiran masyarakatnya yang lebih penting. Masyarakat harus memanfaatkan globalisasi untuk melakukan hal fositif. Jika pemikiran masyarakatnya positif maka globalisasi tidak akan berdampak buruk. Jika pemikiran masyaraktnya negatif dan menggunakan globalisasi dengan cara yang salah maka globalisasi dapat berdampak buruk. Oleh karena itu yang menyebabkan baik buruknya dampak globalisasi adalah bagaimana masyarakat memamfaatkanya.

Oleh karena itu kita sebagai masyarakat harus pandai dalam menghadapi globalisasi agar tidak berdampak buruk kepada masyarakat.

Selain itu juga kalangan remaja di kampung saya lebih mengikuti perkembangan zaman sehingga mengabaikan seni budaya yang ada di kampung sendiri. Di kampung saya terdapat kesenian Singa Depok yang terus turun temurun yang selalu di tampilkan pada saat perayaan tujuh belas agustusan atau acara khitanan. Saat ini kebanyakan yang melestarikan kebudayaan tersebut hanya orang tuanya di bandingkan pra remajanya. Sehingga seni singa depok tidak dikenal dan di lestarikan remaja karena remajanya terlalu tertarik pada zaman modern dibanding dengan seni budayanya sendiri.

Bukan hanya itu saja tapi di daerah tempat tinggal saya juga,dengan adanya globalisasi dan alat teknologi canggih semakin berkembang, seperti halnya pada permainan. Sekarang menjadi lebih berkembang yang tentunya kalangan remaja dan anak-anak menyukai teknologi tersebut sehingga terlalu menyukainya membuat kalangan remaja dan anak anak aktivitas belajarnya berkurang karna lebih asik bermain game. Ada pula di kampung saya kalangan remaja anak anak lebih sering bermain game di warnet sehingga menjadi kecanduan sampai meninggalkan pelajaran dan bolos sekolah.

Dengan mengetahui hal tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa perubahan sosial budaya dan globalisasi yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat di tempat tinggal saya terdapat dampak negatif di dalamanya di antaranya:

Dengan mengetahui hal tersebut  saya dapat menyimpulkan bahwa perubahan sosial budaya dan globalisasi yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat di tempat tinggal saya terdapat dampak negatif di dalamanya di antaranya:

  • Pš—®š—±š—® š—øš—®š—¹š—®š—»š—“š—®š—» š—暝—²š—ŗš—®š—·š—® š—±š—²š—»š—“š—®š—» š—®š—±š—®š—»š˜†š—® š—“š—¹š—¼š—Æš—®š—¹š—¶ š˜€š—®š˜€š—¶ š˜†š—®š—»š—“ š—±š—®š—½š—®š˜ š—±š—®š—½š—®š˜ š—ŗš—²š—»š˜†š—²š—Æš—®š—Æš—øš—®š—» š—½š—²š—暝˜‚š—Æš—®š—µš—®š—» š˜€š—¶š—øš—®š—½ š—ŗš—¼š—暝—®š—¹ š—±š—®š—» š˜š—¶š—»š—“š—øš—®š—µ š—¹š—®š—øš˜‚ š˜€š—²š˜€š—²š—¼š—暝—»š—“, š—øš—®š—暝—»š—® š—½š—²š—暝—“š—®š˜‚š—¹š—®š—» š˜†š—®š—»š—“ š˜š—¶š—±š—®š—ø š—Æš—®š—¶š—ø š—±š—®š—¹š—®š—ŗ š—Æš—²š—暝—øš—¼š—ŗš˜‚š—»š—¶š—øš—®š˜€š—¶, š—Æš—®š—¶š—ø š—±š—®š—¹š—®š—ŗ š—ŗš—²š—±š—¶š—® š˜€š—¼š˜€š—¶š—®š—¹ š—®š˜š—®š˜‚ š—øš—²š—µš—¶š—±š˜‚š—½š—®š—» š˜€š—²š—µš—®š—暝—¶ š—µš—®š—暝—¶.
  • š—£š—®š—±š—® š—ŗš—®š˜€š˜†š—®š—暝—®š—øš—®š˜ š—·š—¶š—øš—® š˜š—²š—暝—¹š—®š—¹š˜‚ š—Æš—®š—»š˜†š—®š—ø š—Æš—²š—暝—Æš—²š—¹š—®š—»š—·š—® š—ŗš—²š—»š—“š—“š˜‚š—»š—®š—øš—®š—» š˜€š—¼š˜€š—¶š—®š—¹ š—ŗš—²š—±š—¶š—® š—Æš—¶š˜€š—® š—Æš—²š—暝—½š—¼š˜š—²š—»š˜€š—¶ š˜€š˜‚š—øš—® š—ŗš—²š—ŗš—Æš—²š—¹š—¶ š—½š—暝—¼š—±š˜‚š—ø š—¹š˜‚š—®š—æ š—»š—²š—“š—暝—¶ š—±š—¶ š—Æš—®š—»š—±š—¶š—»š—“ š—½š—暝—¼š—±š˜‚š—ø š—±š—®š—¹š—®š—ŗ š—»š—²š—“eš—暝—¶ š—øš—®š—æeš—»š—® š˜š—²š—暝—¹š—®š—¹š˜‚ š—Æš—®š—»š˜†š—®š—ø š—øš—²š—¶š—»š—“š—¶š—»š—®š—» š—®š˜š—®š˜‚ š—øš—²š˜š—²š—暝˜š—®š—暝—¶š—øš—®š—» š—½š—®š—±š—® š—½š—暝—¼š—±š˜‚š—ø. Jš˜‚š—“š—® š—Æš—²š—暝—½š—¼š˜š—²š—»š˜€š—¶ š˜š—²š—暝—·š—®š—±š—¶ š—½š—²š—»š—¶š—½š˜‚š—®š—» š—Æš—¶š—¹š—® š˜š—¶š—±š—®š—ø š—±š—¶š—½š—²š—暝—µš—®š˜š—¶š—øš—®š—» š˜€š˜‚š—ŗš—Æš—²š—æ š—½š—²š—»š—·š˜‚š—®š—¹š—®š—»š˜†š—® š—±š—®š—暝—¶ š˜€š—¶š—®š—½š—®. Jš˜‚š—“š—® š—±š—®š—½š—®š˜ š—ŗš—²š—»š˜‚š—ŗš—Æš˜‚š—µš—øš—®š—» š˜€š—¶š—øš—®š—½ š—µš—¶š—±š˜‚š—½ š—Æš—¼š—暝—¼š˜€ š—·š—¶š—øš—® š—Æš—²š—¹š—®š—»š—·š—® š˜š—¶š—±š—®š—ø š˜š—²š—暝—øš—²š—»š—±š—®š—¹š—¶Jš—¶š—øš—® š˜š—²š—暝—¹š—®š—¹š˜‚ š˜€š—²š—暝—¶š—»š—“ š—ŗš—²š—ŗš—Æš—²š—¹š—¶ š—½š—暝—¼š—±š˜‚š—ø š—¹š˜‚š—®š—暝—»š—²š—“š—暝—¶ š—ŗš—®š—øš—® š—½š—²š—»š—“š—µš—®š˜€š—¶š—¹š—®š—» š˜†š—®š—»š—“ š—±š—¶š—±š—®š—½š—®š˜š—øš—®š—®š—» š—±š—®š—¹š—®š—ŗ š—»š—²š—“š—®š—暝—® š—Æš—²š—暝—½š—¼š˜š—²š—»š˜€š—¶ š—øš—²š—°š—¶š—¹.
  • š——š—²š—»š—“š—®š—» š—®š—±š—®š—»š˜†š—® š—“š—¹š—¼š—Æš—®š—¹š—¶ š˜€š—®š˜€š—¶ š—±š—®š—» š—½š—²š—暝˜‚š—Æš—®š—µš—®š—» š˜€š—¼š˜€š—¶š—®š—¹ š—Æš˜‚š—±š—®š˜†š—® š—øš—®š—¹š—®š—»š—“š—®š—» š—暝—²š—ŗš—®š—·š—® š—ŗš—²š—»š—·š—®š—±š—¶ š˜š—¶š—±š—®š—ø š—½š—²š—±š˜‚š—¹š—¶ š˜š—²š—暝—µš—®š—±š—®š—½ š—øš—²š˜€š—²š—»š—¶š—®š—» š—Æš˜‚š—±š—®š˜†š—® š˜€š—²š—µš—¶š—»š—“š—“š—® š˜€š—²š—»š—¶ š—Æš˜‚š—±š—®š˜†š—® š˜š—²š—暝—®š˜€š—¶š—»š—“š—øš—®š—» š—±š—®š—» š˜š—¶š—±š—®š—ø š˜š—²š—暝—¹š—²š˜€š˜š—®š—暝—¶š—øš—®š—».

š€šššš©š®š§ šššš¦pššš¤ šŸšØš¬š¢š­š¢š© šššš«š¢ šššššš§š²šš š š„šØš›ššš„š¢š¬ššš¬š¢ šššš§ š©šžš«š®š›ššš”ššš§ š¬šØš¬š¢ššš„ š›š®šššš²šš š©ššššš š¦ššš¬š²ššš«ššš¤ššš­ š¤ššš¦š©š®š§š  šœš¢š¤ššš„šžššØš§š  :

  • š€šššš§š²šš š­šžš¤š§šØš„šØš š¢ š²ššš§š  š¬šžš¦ššš¤š¢š§ šœššš§š š š¢š” š¦šžš¦š›ššš§š­š® š¦ššš¬š²ššš«ššš¤ššš­ š¤ššš¦š©š®š§š  šœš¢š¤ššš„šžššØš§š  š¦šžš¦š®šššš”š¤ššš§ š¦šžš„ššš¤š®š¤ššš§ š©šžš¤šžš«š£ššššš§ š¬šžš©šžš«š­š¢ šœšØš§š­šØš”š§š²šš.
  • š¦šžš¬š¢š§ š©šžš¦š›ššš£ššš¤ š¬ššš°ššš” š¦šžš¦š®šššš”š¤ššš§ š©šžš­ššš§š¢ š¦šžš¦š›ššš£ššš¤ š¬ššš°ššš” š£š®š šš ššš„ššš­ š¤šØš¦š®š§š¢š¤ššš¬š¢ š¦šžš¦š®šššš”š¤ššš§ š©šžš„ššš£ššš« š›šžš«š¤šØš¦š®š§š¢š¤ššš¬i š­šžš«š®š­ššš¦šš š¬ššššš­ š›šžš„ššš£ššš« šššš«š¢š§š  š¬ššššš­ š¢š§š¢š£š®š šš š¬šžš©šžš«š­š¢ š”ššš„š§š²šš š­šžš¤š§šØš„šØš š¢ š¦šžš¬š¢š§ š£ššš”š¢š­ š¢š›š® š¬ššš²šš š²ššš§š  š¦šžš¦š®šššš”š¤ššš§ š¢š›š® š¬ššš²šš  š¦šžš§š£ššš”š¢š­ š©ššš¤ššš¢ššš§.
  • š€šššš§š² š š„šØš›ššš„š¢š¬ššš¬š¢ šššš©ššš­ š¦šžš§š š”ššš¬š¢š„š¤ššš§ š“šžš«š›š®š¤ššš§š²šš š„ššš©ššš§š ššš§ š¤šžš«š£šš šššš§ š„šØš°šØš§š ššš§ š¤šžš«š£šš š›ššš š¢ š¦ššš¬š²ššš«ššš¤ššš­ š¤ššš¦š©š®š§š  šœš¢š¤ššš„šžššØš§š .
  • šŒšžš¦š®šššš”š¤ššš§ š¦ššš¬š²ššš«ššš¤ššš­  š›šžš«š›šžš„ššš§š£šš šØš§š„š¢š§šž š¬šžš”š¢š§š š šš š¤šžš›š®š­š®š”ššš§ š­šžš«š©šžš§š®š”š¢ ššžš§š ššš§ š¦š®šššš”.

Rabu, 18 November 2020

Modernisasi di Dalam Kehidupan Masyarakat Desa Ciaro

Oleh Laora Rafela

(Kelas 9F-SMPN 3 Limbangan, Garut)

Ciaro merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. Kini kehidupan masyarakat di desa ini telah mengalami perubahan yang cenderung menjadi masyarakat desa modern. Dengan kata lain telah terjadi modernisasi di Desa Ciaro.

Menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah perubahan-perubahan di dalam masyarakat mengenai perubahan norma sosial, nilai sosial, susunan lembaga yang ada di masyarakat, pola perilaku sosial, dan segala aspek di dalam kehidupan sosial. Sedangkan menurut Wilbert E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara barat yang stabil.

Ada proses dan banyak faktor yang melatarbelakangi terbentuknya modernisasi di Desa Ciaro. Menurut Bahreint T. Sugihen, (1997: 55) ada tiga tahap utama proses perubahan, yaitu berawal dari diciptakannya atau lahirnya sesuatu, mungkin sesuatu yang diidamkan atau sesuatu kebutuhan, yang kemudian berkembang menjadi suatu gagasan (idea, concept) yang baru. Bila gagasan itu sudah menggelinding seperti roda yang berputar pada sumbunya, sudah tersebar di kalangan anggota masyarakat, proses perubahan tersebut sudah memasuki tahapan yang kedua. Tahapan berikutnya sebagai tahapan ketiga yang disebut sebagai hasil (result, concequences) yang merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial yang bersangkutan sebagai akibat dari diterimanya atau ditolaknya suatu inovasi. Apa yang disampaikan Bahreint T. Sugihen tersebut jelas dirasakan oleh masyarakat Desa Ciaro.

Dari penjelasan di atas perubahan terlihat jelas adanya modernisasi pada masyarakat Desa Ciaro yang dapat dilihat dalam perubahan norma sosial, nilai sosial, susunan lembaga yang ada di masyarakat, pola perilaku sosial, dan segala aspek di dalam kehidupan sosial.

Contoh terjadinya modernisasi di Desa Ciaro antara lain adalah sebagai berikut;

1.      Penduduk mempergunakan facebook untuk melakukan kampanye politik pemilihan kepala desa yang akan segera dilaksanakan tahun 2021.

2.      Penghitungan hasil produksi barang hasil pangan Desa Ciaro mulai mempergunakan teknologi komputer bukan lagi mempergunakan jasa-jasa akuntansi manual,

3.      Perubahan pedagang keliling yang mempergunakan sepeda akan tetapi pada saat ini menggunakan kendaran bermotor dengan tujuan mempersingkat waktu yang dipergunakan.

4.      Dalam berjualan produk olahan masyarakat Desa Ciaro sudah menggunakan HP dengan aplikasi WA ataupun FB, massanger, dan Instagram.

5.      Anggota masyarakat Desa Ciaro yang masih bersekolah dari tingkat PAUD sampai dengan perkuliahan menggunakan media online dalam proses kegiatan pembelajaran dalam masa pandemi Corona.

6.      Masyarakat Desa Ciaro mempergunakan aplikasi google maps untuk petunjuk jalan dibandingkan dengan bertanya kepada orang lain (masyarakat lainnya).

7.     Dalam pertanian masyarakat Desa Ciaro menggunakan alat modern seperti: traktor dan mesin penggiling padi.

8.     Alat alat rumah tangga yang digunakan masyarakat Desa Ciaro sudah mengalami modernisasi diantaranya: penggunaan blender, rice cooker, mesin cuci, televisi, kulkas dan alat elektronik lain nya.

Manfaat dari adanya modernisasi bagi masayarakat Desa Ciaro di antaranya:

1.     Perubahan perilaku dan cara hidup masyarakat dengan IPTEK
Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi berkontribusi positif dalam memudahkan kehidupan masyarakat desa ciaro, baik dalam berkomunikasi maupun dalam bidang pekerjaan.

2.      Perubahan nilai dan sikap kearah positif
Terbentuknya sikap terbuka akan perubahan dan keinginan untuk terus berinovasi guna mencapai kesejahteraan yang dicita-citakan.

3.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan individu
Efektivitas dan efisiensi proses produksi dapat meningkatkan perekonomian desa ciaro

Terlepas dari dampak positif modernisasi di Desa Ciaro, ada juga dampak negatif yang terlihat jelas, yaitu adanya pergeseran nilai-nilai kebudayaan lokal, adat kebiasaan dan sikap warga yang lebih tidak peduli, terkikisnya nilai, adat istiadat dan kebudayaan lokal masyarakat desa ciaro yang diturunkan secara turun-temurun.

Demikian bahasan mengenai modernisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat Desa Ciaro.


Selasa, 17 November 2020

K.H. AHMAD DAHLAN, SOSOK SANG PENCERAH

Siapa yang tidak mengenal Muhammadyah. Muhammadiyah adalah garda depan (mainstream) gerakan civil society Indonesia. Lebih dari satu abad usianya menandakan bahwa organisasi gerakan Islam ini telah lulus melewati ujian zaman. Di antara sekian banyak kontibusi Muhammadiyah terhadap bangsa ini, pendidikan adalah yang paling menonjol. Lembaga pendidikan dengan nama Muhammadyah banyak bertebaran di seluruh Nusantara dari mulai TK sampai perguruan tinggi. Sejak awal didirikan Muhammdyah merupakan gerakan Islam yang menempuh medan perjuangan terutama melalui jalur pendidikan.

Berbicara Muhammdyah tidak lepas dari sosok K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri. KH. Ahmad Dahlan putra pribumi asli kelahiran Yogyakarta, 1868. Nama kecilnya adalah Muhammad Darwis. Ia adalah putera keempat dari K.H. Abu Bakar, seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.

Pada usia ke-15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode inilah Muhammad Darwis muda mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Pada tahun 1903 ia berangkat kembali ke Mekah dan menetap di sana selama 2 tahun. Pada keberangkatan kedua ini tampaknya ia sengaja ingin memperdalam ilmu pengetahuan. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Ia juga makin intens membaca berbagai literatur karya para pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan Jamaluddin al-Afghani. Pemikiran para pembaharu inilah yang kemudian menginspirasi Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan di Indonesia.

Kisah lengkap dari tokoh berjuluk "Sang Pencerah" ini selanjutnya bisa dibaca pada biografinya berikut ini, klik K.H. Ahmad Dahlan

MUHAMMAD NATSIR, SANG MENTERI DENGAN BAJU TAMBALAN

Dalam sejarah Indonesia ada sosok yang dikenal dengan nama Muhammad Natsir. Ia hidup (17 Juli 1908–6 Februari 1993), sebagai seorang yang puritan. Hidup lurus dan sederhana menjadi pilihan, padahal memiliki jabatan untuk memungkinkan hidup layak.  Bahkan kalau mau lebih dari layak pun tentu ia bisa.

George Mc Turnan Kahin, seorang Indonesianis asal Amerka Serikat, sangat mengagumi sosok Natsir. Kahin begitu terkesan dengan pertemuan pertamanya dengan Natsir ketika menjabat Menteri Penerangan RI era Bung Karno.  ”Ia memakai kemeja bertambalan, sesuatu yang belum pernah saya lihat di antara para pegawai pemerintah mana pun,” kata Kahin.

Kalau ingin mengetahui perjalanan hidup Muhammad Natsir silakan unduh/download e book nya. Klik Muhammad Natsir


HBD SANG COVID-19!

Oleh Enang Cuhendi

 

Hari ini, hari lahir Sang Covid-19 ke dunia. Tepat setahun usianya sejak pertama kali dikonfirmasi kemunculannya di Wuhan, China pada 17 November 2019. Peringatan HBD atau milad si mungil yang “gaib” ini tentunya tidak perlu adanya ritual  tiup lilin, potong kue apalagi sambil joget dengan musik hingar bingar. Yang ada justru rasa prihatin yang luar biasa, karena ternyata dalam setahun si Covid-19 ini telah menyebabkan munculnya 54,8 juta kasus terkonfirmasi positif, 35,2 juta sudah dinyatakan sembuh dan 1,32 juta meninggal dunia di dunia. Ini data WHO sampai hari ini sekira pukul 08.00 WIB. Untuk Indonesia sampai Selasa, 17 November 2020 tercatat total kasus mencapai 471 ribu, 395 ribu dinyatakan sembuh dan 15.296 meninggal dunia.

Dalam rentang setahun itu kehadiran si Covid-19 begitu menghebohkan dunia. Makhluk super mini yang tak terlihat dengan netra kita secara normal ini benar-benar kehadirannya sudah mengguncang dunia. Berbagai aspek kehidupan banyak yang terpengaruh dan mengalami kelumpuhan, kondisi perekonomian di banyak negara jatuh terpuruk, dunia pendidikan sempat terhenti dan berubah pola menjadi berbasis daring, bahkan aktivitas manusia pun hampir terhenti total. Sungguh luar biasa kehadiran makhluk Tuhan yang satu ini.

Covid-19 atau Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Sejak Selasa, 11 Februari 2020 Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Swiss mengumumkan bahwa "Covid-19" menjadi nama resmi baru untuk coronavirus. Tedros mengatakan, nama itu telah dipilih untuk menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan, atau sekelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional untuk penamaan dan menghindari stigmatisasi. (www.kompas.com , 30 Januari 2020)

Sejak ditemukan di Wuhan persebaran Covid-19 luar biasa cepat. Dalam rentang hitungan waktu yang tidak lama hampir seluruh dunia terkena imbasnya. Di Indonesia sendiri Covid-19 mulai terdeksi masuk pada 2 maret 2020, usai ada laporan warga negara Jepang dinyatakan positif. Kemudian disinyalir dari warga negara Jepang tersebut menyebar ke dua orang WNI.yang berhubungan dengannya. Untuk informasi, sebelum ke Indonesia, WNA Jepang ini bermukim di Malaysia sejak 14 Februari 2020 lalu. DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat merupakan provinsi-provinsi dengan jumlah korban Covid-19 terbanyak.

Merayakan ulang tahun Covid-19 sekali lagi tidak perlu adanya ritual tiup lilin, potong kue apalagi sambil joget dengan musik hingar bingar. Jangan juga menyanyikan lagu panjang umur. Cukup semua lapisan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Jalankan program 3M: selalu memakai masker, sering-sering mencuci tangan dengan sabun, dan selalu menjaga jarak di kerumunan. Jangan lupa pula kita berdoa agar si Covid-19 cepat mengakhiri petualangannya dan memberikan hikmah terbaik bagi kehidupan.

Cicalengka, 17 November 2020

 

Rabu, 11 November 2020

RESPON SISWA SMPN 3 LIMBANGAN TERKAIT AJAKAN MENJADI PAHLAWAN DI ERA GLOBAL

Pada pembelajaran IPS melalui aplikasi whatsapp, Selasa  11 November 2020 penulis sengaja mengajak peserta didik kelas IPS 9a-g di SMPN 3 Limbangan untuk menelaah artikel yang penulis buat di blog ini, dengan judul "Ayo Menjadi pahlawan di Era Global". Di bagian akhir artikel ada semacam tantangan berupa pertanyaan kepada pembaca, dalam hal ini peserta didik diberi pertanyaan tentang:

  1. Bagaimana tanggapan kalian atas situasi yang melanda negeri kita sekarang?
  2. Apa yang akan kalian perbuat atau lakukan untuk menyelamatkan bangsa ini dari aneka keterpurukan?
  3. Saat ini negara memanggil kalian untuk jadi pahlawan di era global, bersediakah kalian memenuhi panggilan negara, nusa, bangsa dan agama ini? 
  4. Apa rencana perjuangan kalian dalam mewujudkan diri menjadi pejuang dan pahlawan di era global ini?

Respon peserta didik ternyata luar biasa. Mereka secara serius menanggapi pertanyaan tersebut. sebagian respon mereka penulis salin di blog ini sebagai apresiasi atas keberanian mereka berpendapat. Semua tulisan penulis salin apa adanya tanpa ada proses penyuntingan.

Nama:Salsabila
Kelas:IX-E
  •Tanggapan saya sebagai generasi muda terhadap bangsa indonesia sekarang cukup prihatin ditambah kondisi seperti ini dengan adanya covid 19,alasannya banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan kelaparan.tetapi ada hal yang saya bbanggakan sebagai gen cukup bangga dengan masyarakat yang berpikir kritis berani berbicara jika itu benar dan merugikan,dan masayarakat sekarang cukup mengikuti politik dan memantau apa yang terjadi di negara lain dan sangat kritis dalam mengomentari hal tersebut.

•Hal yang akan saya perbuat untuk menyelamatkan bangsa dari aneka keterpurukan adalah.
-Berani berbicara ketika hal itu merugikan yang dibawah dan menguntungkan untung kalangan atas.
-Akan mengadakan aksi protes jika sesuatu tidak sesuai dengan masyarakat dan merugikan.
 Itulah perbuatan yang akan saya lakukan untuk menyelamatkan bangsa dari hal hal kecil terlebih dahulu.

•saya sebagai generasi muda siap memenuhi panggilan negara,nusa,bangsa,dan agama

Nama :N.Sinta siti lutpilah
Kelas  :9G

Tanggapan saya, saya cukup sedih dan prihatin atas apa yang terjadi pada negeri kita ini.karena perjuangan para pahlawan dulu itu rasanya sia sia .kini negara kembali di jajah bukan secara politis dan militer tetapi secara ekonomi, sosial,budaya bahkan ideologi. 

Upaya yang akan saya lakukan untuk menyelamatkan bangsa ini adalah belajar dengan sungguh sungguh,mentaati norma norma yang berlaku di masyarakat ,juga berkarya dan dengan mengembangkan bidang kebudayaan daerah indonesia, lalu memperkenalkannya pada dunia internasional.dan cara nya saya harus mulai dari sekarang untuk belajar dengan sungguh sungguh untuk mencapai itu semua karena sebagai generasi muda saya harus bisa menjadikan negara ini menjadi negara yang maju dan berkembang dengan itu saya harus berjuang dengan sungguh sungguh diserta do'a dan juga dukungan dari orang2 terdekat agar saya bisa.Selain itu saya siap memenuhi panggilan negara, nusa, bangsa, dan agama.
•Berpikir kritis sangat dibutuhkan untuk mewujudkan diri diera global ini

Nama:Fadla Ludiani
Kelas:9A

-Tanggapan saya,akan situasi yang melanda di negeri kita,bangsa indonesia:
Kita mudah terpuruk dan selalu tertinggal oleh negara-negara asing,bahkan negara-negara tetangga.Salah satu faktor penyebabnya ialah ,bangsa kita kurang memanfaatkan dan memfokuskan untuk menjadi negara yang maju,menyia-nyiakan sumber daya alam yang berlimpah ruah di negeri ini,dan kurang mengenalkan tempat tempat wisata yang sesungguhnya menurut saya memang sudah harus dikenal bangsa lain/Bahkan dikenal dunia,contohnya Bali.Bali sekarang menjadi tempat yang ramai dikunjungi bangsa asing,terutama bangsa barat.Saya sangat senang mendengar hal itu,tapi saya juga sedih dan bertanya-tanya,kenapa wisata wisata atau tempat ternama yg dikenal oleh bangsa luar hanya Bali saja?Padahal banyak dinasti tempat wisata yang tidak kalah dengan Bali.Seperti di NTT,NTB,Sumatra dan tempat wisata yang lainnya.Keindahan alam Indonesia,seharusnya telah menjadi keciri khas-an bangsa ini.Bahkan jika pemerintah dapat melakukan upaya keras untuk memperkenalkannya,dan tersebar luas dipenjuru kawasan dunia,Indonesia pasti akan mendapatkan keuntungan devisa yang sangat banyak.
Dan masih ada kekurangan-kekurangan lainnya,yang membuat bangsa kita tidak maju-maju seperti bangsa lain.dan semua itu tergantung usaha yg dilakukan,juga niat,dan usaha keras.Semoga saja negara ini dapat berkembang dan menyusul juga mengedepankan kepentingan negara juga masyarakat indonesia,dalam memajukan sektor ekonomi.

-perbuatan yang saya lakukan untuk mencegah kenaeka terpurukan:
Yaitu dengan mencintai Negara bangsa Indonesia.Dengan kita mencintai,juga menghormati bangsa ini,akan membuat kita mencekal teguh prinsip-prinsip negara ini,yakni Pancasila.
Terutama,pentingnya mengenang para pahlawan yang membela negara ini dengan jerih payah dan mengorbankan jiwa raga nya untuk kepentingan NKRI.Dengan mengenang jasa parah pahlawan juga perjuangannya,akan membuat kita tahu,bahwa tidak mudah untuk mencapai kemerdekaan,hingga saat ini.Jangan sampai kita menyia-nyiakan Kerja keras para pendahulu yang sudah memerdekakan bangsa ini,dan sudah seharusnya kita lebih tegak bergerak maju dan harus lebih mencintai tanah air sendiri,dibandingkan tanah air orang lain.Itu adalah salah satu jalan,agar Bangsa Indonesia bisa membaik dalam keterpurukan.

-Saya sangat bersedia,
Dan siap untuk lebih Mementingkan kepentingan bersama,daripada kepentingan pribadi.Orang yang mementingkan kepentingan pribadi,itu sangat egois.Para Pahlawan juga memerdekakan negara ini dengan bekerja sama,saling percaya,saling berdo'a,dan selalu bersatu untuk mencapai kemerdekaan.Itulah pentingnya mempererat tali persaudaraan.

-Rencana yang akan saya wujudkan untuk menjadi pejuang dari era global ini adalah:
1.Dengan mengingat jasa para pahlawan
2.Melakukan hal-hal/karya yang bermanfaat,seperti belajar dengan giat (berprestasi),dan belajar  menggeluti di bidang Ilmu tersebut.
3.Meningkatkan Literasi
4.Mendukung dan mencintai produk lokal buatan Indonesia.
5.Menjadi pengguna internet dan media sosial yang baik.
6.Selalu menyayangi ekosistem/lingkungan sekitar.
7.Bersikap dan menanamkan contoh 'Insider' (Menjadi orang dalam) dan bukan 'Outsider' (menjadi orang luar).
8.Dan Ikut menjaga juga melestarikan kebudayaan Nusantara.
9.Memaknai,memahami,dan menghormati sejarah para pahlawan.
10.Menanamkan sikap Modernisasi.

Itulah yang saya terapkan untuk mewujudkan diri menjadi pahlawan diera global ini.

Nama: Laora rafela 
Kelas: 9F

• tanggapan saya sebagai generasi penerus bangsa, merasa prihatin terhadap apa yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Indonesia terlihat caruk Maruk dilihat dari berbagai sektor seperti ekonomi dimana banyak warga Indonesia yang belum bisa bekerja di negaranya sendiri karena Indonesia masih menerima tenaga asing untuk dipekerjakan di Indonesia, di sektor budaya Negara Indonesia mulai kurang akan kecintaannya terhadap budaya nasional dan lebih mencintai budaya asing, sektor sosial maupun pendidikan dimana warga Indonesia mulai pudar sikap gotong royong dan toleransi juga dalam sektor pendidikan dimana adanya tumpang tindih dalam penggunaan kurikulum.

• sebagai generasi penerus bangsa, saya akan memperkenalkan budaya bangsa Indonesia melalui dunia pendidikan dengan diselenggarakannya gerakan cinta budaya nasional, membuat forum "muda berkarakter" melalui forum muda berkarakter kita bina dan tingkatkan rakyat Indonesia untuk berkarakter toleransi dan  rasa gotongroyong. untuk sektor pendidikan, saya akan menggunakan kurikulum yang lebih sesuai dengan karakter warga Indonesia yang menjangkau masyarakat desa maupun kota dan memfasilitasi sarana dan prasarana.

• Sangat bersedia 

• 1). Berprestasi di bidang yang saya sukai, dengan memberikan karya dan prestasi yang bermanfaat bagi Nusa bangsa dan agama.
• 2). Berinovasi dan sigap dengan perubahan yang dinamis, Melakukan inovasi memungkinkan saya melihat cara serta alaternatif lain untuk memajukan bangsa seperti menciptakan lapangan pekerjaan baru.

ama: Malik Zaki
Kelas : 9C

•  tanggapan saya sebagai penerus bangsa adalah merasa prihatin atas apa yang sedang dihadapi oleh bangsa indonesia karena dijajah lagi namun, bukan karena politis dan militer tapi melalui  sektor ekonomi,sosial,budaya,dan ideologi. seperti ekonomi masih banyak penduduk kita yang hidupnya  masih serba kekurangan dan di sektor budaya kita dijajah oleh budaya yang dibawa dari negara asing yang bebas seperti K-pop,reggae,dan funk

•  upaya yang akan saya lakukan adalah belajar dengan sungguh sungguh, memperkenalkan budaya kita kepada orang luar, dan menaati aturan aturan atau norma norma kehidupan

•   saya sangat bersedia untuk memenuhi panggilan negara,nusa,bangsa,dan agama

•   rencana yang akan saya lakukan adalah 
– dengan mengingat,dan menghormati jasa para pahlawan 
– belajar dengan sungguh sungguh agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa

Nama : Fibri oktaviani
Kelas : IX - G

Tanggapan saya:
 
Mengenai situasi negara kita sendiri

sekarang banyak anak muda yang lupa bahwasanya dulu para pahlawan berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan, yang tentu saja itu dilakukan demi untuk bangsa dan negara agar terbebas dari jeratan penjajah, dan agar generasi sekarang bisa mendirikan masa depannya dan masa depan bangsa dengan aman. Tetapi lain hal nya dengan generasi sekarang yang sudah terjerumus kedalam sosial dan budaya luar, hingga lupa akan budaya negri sendiri. Memang sangat memprihatinkan, misalnya nanti budaya budaya dari luar telah menguasai semua kehidupan pemuda di negri ini, apalagi sekarang kita sedang dijajah melalui era kemajuan globalisasi, terutama melalui alat komunikasi /Handphone yang sekarang makin canggih terutama pada internet.Dan jika sampai melupakan nilai keagamaan maka semakin hancur negri kita terjajah.Maka dari itu sebagai generasi penerus bangsa kita harus bisa melawan penjajahan di era globalisasi ini dengan memanfaatkan teknologi sekarang terutama pada alat komunikasi dengan baik, dan bisa memfilter diri kita sendiri agar tidak mudah terpengaruhi akan budaya dari luar.

Tindakan kita untuk menyelamatkan bangsa :

- Belajar dengan sungguh sungguh
-Menetapkan masa depan yang baik untuk bangsa dan negara, dan
-memfilter diri agar tidak mudah terbawa ke budaya asing.

Menjadi pahlawan di era globalisasi

Kita harus siap menjadi pahlawan di era globalisasi, karena bangsa negara dan agama membutuhkan generasi penerus bangsa terutama bagi pemuda.Kita harus pandai pandai memfilter diri dari situasi ini agar bisa menyelamatkan bangsa negara dan agama.Dan kita harus bisa memberikan kemerdekaan lagi untuk bangsa kita dengan cara menjaga diri kita agar tidak terjerumus pada sosial dan budaya luar.Dan kita harus siap berperang dengan keadaan globalisasi sekarang.

Rencana perjuangan

- belajar dengan sungguh sungguh
-mempelajari tentang teknologi dengan baik
-menjaga nilai bangsa,negara dan agama
-melestarikan nilai  pancasila
-mempelajari budaya bangsa sendiri, dan 
-mendalami ilmu pengetahuan dan sosial

Nama: Puput ria maharani 
Kelas:9C

TANGGAPAN SAYA
tanggapan saya sebagai penerus bangsa adalah merasa sangat sangat prihatin atas apa yang terjadi dan sedang dihadapi oleh kita bangsa Indonesia karena terjajah kembali, terjajah oleh siapa? 
Terjajah oleh negri dan bangsa sendiri. Bukan secara fisik (militer) maupun secara politik namun melalui bidang ekonomi, budaya, ideologi, sosial dan masih banyak sektor lainnya. 
Misalnya saja di sektor ekonomi di negeri kita ini masih serba kurang dan minim dan tak sedikit warga negara Indonesia yang miskin bahkan angka kemiskinan di Indonesia saat ini Pada Maret 2020, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,66 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.118.678,-/rumah tangga miskin/bulan.

Belum lagi dengan adanya wBah covid-19 ini makin memperburuk kondisi banyak sektor diindonesia saat ini Indonesia makin terpuruk dengan adanya wabah covid-19 yang belum usai sampai saat ini. 
Dampak covid mempengaruhi (merugikan) Masyarakat saat ini contohnya dalam hal pekerjaan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian dan menganggur. 

HAL YANG AKAN SAYA LAKUKAN/PERBUAT UNTUK MENYELAMATKAN BANGSA DARI BANYAKNYA KETERPURUKAN YANG DIHADAPI SAAT INI ADALAH

 meneruskan cita-cita bangsa, untuk memimpin dan mengatur sebuah Negara, yang seharusnya memiliki kepribadian yang baik, kecerdasan yang di landasi dengan ilmu dan wawasan yang luas, memiliki jiwa yang semangat, pikiran terbuka dan tujuan yang baik, berbobot dan bermanfaat serta berguna untuk kemajuan bangsa dan Negara. 

BILA SAYA DI PANGGIL UNTUK MENYELAMATKAN BANGSA
SAYA akan sangat bersedia untuk u memenuhi panggilan negara nusa bangsa dan agama tersebut dikarenakan itu adalah kewajiban setiap seorang warga negara untuk memenuhinya. 

RENCANA YANG AKAN SAYA LAKUKAN ADALAH
-mengingat dan menghormati juga mencontoh pengorbanan dan jasa² pahlawan yang berani dan bersedia mengorbankan nyawa dan bertumpah darah demi keutuhan bangsa Indonesia 
-belajar dengan giat dan beraungguh sungguh mengikutiapa yang telah diajarkan oleh para pahlawan agar bisa berguna bagi nusa bangsa agama dan juga negara.

Nama: Asti Tatia 
Kelas : lXA

TANGGAPAN SAYA SEBAGAI GENERASI INDONESIA TEHADAP  KEADAAN INDONESIA SAAT INI
Saya merasa prihatin dan cukup kecewa akan keadaan negri kita sekarang ini karena banyak sekali generasi muda yang dan masyarakat yang tidak mementingkan keadaan negara ini mereka hanya mementingkan kebebasan mereka tanpa berpikir apa danfak dari yang dilakukan.Saya merasa sedih karna kebanyakan masyarakat di negri kita hanya mengikuti trend globalisasi contohnya kebanyakan masyarakat di negri ini banyak memperoleh produk dari luar negri di banding negri sendiri oleh karnanya ekonomi pendapatan di negara kita menurun karna ulah masyarakatnya sendiri yang kebanyakan membeli produk negri lain.selain itu merabatnya globalisai juga bedampak negatif pada moral masyarakat dan generasi pelajar di indonesia ini seperti kebanyakan generasi muda saat ini di jajah oleh adanya produk negri lain sehingga menjadikan mereka kecanduan dan menggunakan nya dengan cara yang salah seperti penggunaan android saat ini membuat pelajar menjadi kecanduan sehingga Aktivitas belajar mereka menurun,merabat nya komunikasi membuat penggunanya mengetahui berbagai gaya bahasa dalam berkomunikasi namun kebanyakan bahasa moral yang digunakan kebanyakan hal negatif karna mengenal orang yang salah dari pergaulan di sosial media dan menggunakan bahasa negatif  tsb sebagai alat untuk menyinggung atau membuli seseorang lewat sosmed itu disebabkan oleh pergaulan yang negatif di sosial media yang membuat moral seseorang menjadi buruk.

Upaya saya sebagai generasi muda untuk nencegah negara ini menghadapi berbagai keterpurukan adalah....
1.Yang peling penting adalah kita harus menanamkan rasa cinta atau peduli terhadap negri sendiri dgn begitu kita bisa mencegah hal hal yang akan merusak bangsa karena kita peduli terhadap negri kita sendiri.
2.Menjaga moral agar tetap terjaga dan berprilaku baik dalam segala hal untuk tidak terpengaruh oleh moral yang buruk.
3.sebagai pelajar saya akan giat belajar tekun dan semangat akan mencari ilmu sebagai bentuk kecintaan kepada bangsa dan semangat akan cita cita.
4.Berusaha mencintai produk negri sendiri supaya 
menanamkan rasa cinta terhadap negara sendiri dan dapat meningkatan penghasilan negara kita sendiri.
5.Mementingkan kepentingan bersama dan mengbelakangkan kepentingan sendiri .
Saya siap bersedia
menjadi pahlawan di era global demi menjaga negri ini dari segala masalah dan keterpurukan karna ini negara saya sendiri

Rencana saya dalam mewujudkan diri untuk jadi pejuang di era global adalah
1.Selalu beerdoa kepada Allah agar senantiasa untuk di berikan kesehatan untuk saya agar saya bisa beribadah sekaligus Supaya bisa menjadi generasi indonesia yang berguna.
2.Giat belajar dan selalu menanamkan rasa ingin tahu teradap sesuatu agar kita mengetahui apa yang tidak di ketahui.
3.Selalu mencintai negri sendiri dengan slalu membeli produk hasil negara sendiri di banding luar negri.Menanamkan rasa cinta terhadap pahlawan kita dan selalu menjadikan prilaku pahlawan sebagai pedoman dalam kegiatan sehari hari untuk mencapai keberhasilan .
4.Menjaga moral baik agar tetap kokoh dan tidak terpengaruh oleh hal negatif.
5.mengedepankan kepentingan bersama untuk kebaikan bersama.
6.Bersikap menjadi orang dalam atau diri sendiri dan bukan menjadi orang luar atau orang lain.
8.Selalu mengasah otak untuk berkarya menciptakan hal baru untuk membanggakan negara.
9.selalu melestarikan kebudayaan indonesia yang hampir punah untuk melestarikanya kembali dngn hal yang baru dan menarik supaya menarik minat kepada masyarakat untuk menjaga budaya kita.
10.Mengetahui sejarah pahlawan dan memahaminya untuk menjadikan pengorbanan mereka sebagai insfirasi untuk kitavsebagai generasi maju.
Itulah hal yang akan saya lakukan untuk menjadi pejuang yang baik dan bermanfaat di era globalisasi agar saya tidak terjebak pada hal negatif .