Sabtu, 31 Oktober 2020

Fungsi, Dimensi dan Aspek Negatif Ideologi

 D. Fungsi Ideologi

Sebuah ideologi yang ingin berjalan langgeng di masayarakatnya harus memenuhi beberapa fungsi sebagai berikut:

1.      Struktur Kognitif

Fungsi ideologi sebagai unsur kognitif adalah segala pengetahuan dan pandangan yang merupakan landasan untuk memahami segala kejadian yang terjadi di sekitarnya. Dalam hal ini ideologi menjadi pacuan dalam memahami dan menyikapi segala persoalan yang menghadapai sekelompok masyarakat atau bangsa ketika menghadapi masalah tertentu. Setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan suatu negara baik itu kebijakan politik, sosial, ekonomi, maupun kebudayaan.biasanya didasarkan pada ideologi yang dianutnya.

2.      Orientasi Dasar

Fungsi ideologi sebagai orientasi dasar artinya membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehiduapn masyarakat. Dalam hal ini ideologi berfungsi untuk menentukan suatu arah dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar dapat melangsungkan kehidupan bernegaranya, suatu negara wajib mempunyai ideologi. Jika tidak memiliki ideologi, maka dapat diprediksi negara tersebut akan akan dekat dengan kehancuran karena bisa dengan mudah terpengaruh oleh ideologi-ideologi yang menyerang bangsa mereka.

3.      Norma yang Menjadi Pedoman

Negara yang memiliki ideologi sangat berpegang teguh pada norma-norma yang menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Jadi, dalam bertindak selalu dalam batasan norma-norma yang terkandung di dalam ideologi tersebut. Berpedoman dengan norma-norma, maka seseorang dapat terarah dalam bertingkah laku.

4.      Kekuatan untuk Mencapai Tujuan

Ideologi juga berfungsi sebagai pendorong dan penyemangat seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Ya, karena tanpa adanya pandangan hidup yang dianggap sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara, suatu bangsa tidak akan mampu untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh karena itu, ideologi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita Negara tersebut.

5.      Jalan Menentukan Identitas Diri

Jati diri suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh ideologi yang dianut oleh bangsa tersebut. Dengan ideologi yang dianutnya suatu bangsa memiliki jati diri yang berbeda dengan negara lainnya. Sebagai contoh ideologi pancasila yang dianut bangsa Indonesia telah membedakan identitas nasional Indonesia dengan bangsa lain seperti halnya Amerika Serikat yang berideologi liberal atau RRC yang berideologi komunis.

6.      Sumber Edukasi Masyarakat

Fungsi ideologi yang terakhir adalah sebagai sumber pendidikan bagi masyarakat, untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orintasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

Sementara itu Agung S. (2016: 6) menambahkan ada lima fungsi dari ideologi, yaitu:

1.      Sebagai dasar dan kerangka bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.      Sebagai pemberi arah dan tujuan bagi pengharapan, pemikiran dan kegiatan bersama dari semua unsur yang ada dalam masyarakat suatu negara.

3.      Pengikat suatu bangsa menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mencapai cita-cita bersama.

4.      Menjadi sumber inspirasi yang mampu menyemangati serta mendorong masyarakat suatu bangsa untuk mencapai tujuan.

5.      Bekal untuk menwntukan jati diri suatu bangsa

 E.     Dimensi Ideologi

Sebuah ideologi dapat bertahan apabila memiliki tiga dimensi, yaitu:

1.      Dimensi Realita, artinya nilai-nilai dasar yang tercantum di ideologi tersebut mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam masyarakat dimana ideologi itu ada untuk pertama kalinya. Hal ini mengandung makna

2.      Dimensi Idealis, artinya memiliki cita-cita yang tahan uji. Kualitas ideologi yang tercamtum dalam nilai dasar tersebut bisa memberikan harapan yang masuk akal dan dapat direalisasikan oleh berbagai kelompok dan masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik.

3.      Dimensi Fleksibilitas, artinya dapat menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan zaman.  Dalam hal ini kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya. Menurut Agung S. (2016: 7) dimensi ini biasanya hanya dimiliki oleh suatu ideologi yang terbuka karena dengan ideologi terbuka dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai dasar yang terkandung di dalamnya.

 F.     Aspek-aspek Negatif Ideologi

Sebuah ideologi tidak jarang mampu menlahirkan aspek-aspek negatif, baik pada kehidupan bangsa penganut ideologi tersebut atau kepada bangsa lainnya. Sejarah mencatat bahwa dengan ideologi yang dianutnya seorang pemimpin suatu bangsa bisa menimbulkan aspek negatif pada kehidupan Sebagai contoh bagaimana ideologi komunis yang berkembang di RRC, Eropa Timur (dulu), Korea Utara, dan Cuba digunakan untuk mempertahankan kepentingan para pemimpin negara tersebut secara sepihak. Dengan dalih ideologi para pemimpin negara berhasil mempertahankan segala kepentingan mereka, sehingga hidup lebih makmur sedangkan rakyatnya hidup serba kekurangan.

Ideologi juga seringkali digunakan untuk merongrong pemerintahan dan mengubah keadaan secara radikal. Dalam sejarah Eropa tercatat bagaimana Marxisme, Naziisme dan Fasisme berhasil merongrong kekuasaan para penguasa di Rusia, Jerman dan Italia. Bahkan tidak hanya merongrong tapi sampai melalukan tindakan radikal melalui sebuah revolusi untuk mengubah jalannya pemerintahan.    

Ilmu pengetahuan juga bisa terkena dampak negatif ideologi. Dalam hal ini ideologi bisa dipakai untuk memperbudak ilmu pengetahuan. Bagaimana seorang Adolf Hitler saat berkuasa secara keras memerintahkan kepada para ilmuwan, antropolog dan dokter-dokter di Jerman untuk membuktikan bahwa Ras Aria yang menjadi cikal-bakal Bangsa Jerman merupakan ras super yang terbaik, paling sempurna dan terpilih. Hal ini didorong hanya untuk mendukung teori Hitler tentang superioritas Bangsa Jerman seperti yang tercantum dalam bukunya, Mein Kamp (Perjuanganku) sekaligus melegalkan aksi dominasi Jerman atas ras-ras lainnya di dunia.

G.    Ideologi yang Berkembang di Dunia

Sepanjang sejarah manusia tercatat banyak ideologi yang pernah muncul dan berkembang dalam kehidupan ini. Ideologi-ideologi tersebut bisa dibagi dua, yaitu ideologi tradisional dan ideologi modern.

Ideologi tradisional dalam hal ini bisa disamakan dengan ideologi yang dianut negara kerajaan pada masa lalu. Dalam ideologi ini terdapat hubungan patron-client yang secara jelas menempatkan pemimpin sebagai patron dan rakyat sebagai client. Sifat hubungan ideologi tradisonal seperti ini umunya bersifat konservatif dan memiliki loyalitas yang tinggi. Sifat konservatif dan loyalitas yang tinggi ini bisa membawa pada kehancuran suatu bangsa, karena hal kecil saja bisa mendorong pada munculnya pertikaian antar kelompok secara besar, dengan dalih loyalitas kelompok. Konsep ideologi yang didasrkan pada mitologi atau alam pemikiran tradisonal yang berkembang pada masyarakat pada masa lalu, seperti konsep keagungbinatharaan dalam konsep kekuasaan Jawa dan feodalisme bisa dikatagorikan sebagai contoh ideologi tradisional.

Ideologi berikutnya bersifat kekinian atau modern. Liberalisme, kapitalisme, nasionalisme, demokrasi, sosialisme, komunisme dan fasisme bisa jadi contoh ideologi modern yang paling banyak dianut sampai sekarang.

Mengenai ideologi tradisional dan modern tersebut akan dibahas secara terpisah pada tulisan lain yang ada di blog ini. (Enang Cuhendi)

 

Referensi

Buku

Ebenstein, William, 2014, Isme-isme yang Menguncang Dunia: Komunisme, Fasisme, Kapitalisme, Sosialisme, Yogjakarta, Narasi

Kristeva, Nur Sayyid Santoso, 2010, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme, Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme, Yogjakarta, Eye on The Revolution Press Institute for Philosophycal and Social Studies (INPHISOS)

Agung S., Leo, 2016, Sejarah Intelektual, Yogjakarta, Penerbit Ombak.

Syam, Firdaus, 2007, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ketiga, Jakarta, Bumi Aksara,

Kamis, 29 Oktober 2020

Pengertian, Logika Dasar dan Proses Kelahiran Ideologi

 


A.    Pengertian ideologi

Dalam keseharian seringkali kita mendengar kata ideologi. Bahkan sangat lekat dalam diri kita tentang istilah "Ideologi Pancasila" sebagai ideologi bangsa kita. Keberadaan ideologi dalam satu kelompok bangsa sangatlah penting. Tanpa adanya ideologi, suatu bangsa akan rapuh dan perlahan-lahan akan mengalami kehancuran. Ideologi merupakan pandangan dan falsafah hidup dari suatu bangsa. Selain itu, ideologi merupakan landasan dan tujuan hidup dari suatu bangsa.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan ideologi itu? Apa fungsi dan dimensi dari ideologi? Apa pula perbedaan ideologi tradisional dan ideologi modern? Tulisan ini mencoba untuk membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut walau secara sederhana.

Dilihat dari asal katanya ideologi berasal dari bahasa Yunani, dari kata ideos atau idein yang artinya gagasan, cita-cita, atau konsep dan logos adalah logia atau ilmu. Dari perpaduan kata tersebut, ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia. ideologi merupakan rumusan alam pikiran yang terdapat diberbagai subyek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk direalisasikannya (Kristeva, 2010: 5)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.

Secara umum, ideologi diartikan sebagai suatu sistem kepercayaan masyarakat yang berbicara bagaimana seharusnya political world berlangsung. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pengarah untuk menjalankan program guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Agung. S, 2016: 4). Sedangkan menurut Syam (2007: 238) ideologi juga merupakan mythos yang menjadi political doctrin (doktrin politik) dan political formula (formula politik). 

B.     Logika Dasar Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Istilah ideologi dalam konteks modern pertama kali digunakan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy yang pada 1796 menulis tentang Revolusi Prancis. Pada abad ke-19, ideologi semakin populer. Destutt de Tracy dan rekan-rekannya merancang sistem pendidikan nasional yang mereka yakini akan mengubah Prancis menjadi masyarakat yang rasional dan ilmiah. Di mana menggabungkan keyakinan kuat pada kebebasan individu dengan program perencanaan negara dan pada 1795 menjadi dokrit resmi Republik Prancis. Napoleon pada awalnya mendukung Destutt de Tracy, namun kemudian berbalik melawan. Bahkan pada 1812 menyalahkan tentaranya yang kalah karena pengaruh ideologi tersebut.

Kristeva (2010: 7) menguraikan bahwa ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif sebagai cara memandang segala sesuatu secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme). Ideologi sama pentingnya dengan silogisme (baca: logika berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat. Ideologi secara etimologis berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang). Ideologi adalah pemikiran mendasar dan patokan asasi tingkah laku. Dari segi logika Ideologi adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan.

C.    Proses Kelahiran Ideologi

Tentang bagaimana ideologi lahir, Syam (2007: 240-241) merinci adanya tiga kemungkinan proses:

1.      Ideologi lahir karena diinspirasikan oleh sosok tokoh yang luar biasa, dalam sejarah bangsanya. Ia hadir membawa sekaligus mampu memberikan inspirasi serta pengaruh kuat terhadap orang lain secara luas. Pada keadaan ini, gagasan seseorang yang ‘luar biasa’ itu atas kehendak pelaku dan dukungan pengikut, alam pemikirannya mengenai cita-cita masyarakat yang diperjuangkan dalam gerakan politik diakui dan dirumuskan secara sistematis, telah menjadi ideologi. Ideologi itu lahir dari pemikiran seseorang. 

2.      Berdasarkan alam pikiran masyarakat, ideologi itu dirumuskan oleh sejumlah orang yang berpegaruh dan merepresentasikan kelompok masyarakat kemudian disepakati sebagai pedoman dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara, bilaperlu diciptakan mitosmitos untuk mendapatkan pengakuan legal dan kultural dari masyarakat bersangkutan sehingga mereka tunduk dan meyakini. 

3.      Berdasarkan keyakinan tertentu yang bersifat universal, ideologi itu lahir dan dibawa oleh orang yang diyakini sebagai kehendak Tuhan, dengan pesan untuk melakukan pembebasan dan memberikan bimbingan dalam mengatur kehidupan yang sebenarnya serta konsekuensi moral dikemudian hari yang akan diterima bila melanggarnya. Ideologi ini syarat dengan pesan moral yang sesuai dengan nurani serta dasar primordial manusia. Oleh sebab itu, ideologi yang lahir dari suatu keyakinan Iman dan bersifat universal akan hidup secara permanen tidak akan goyah dan mati. Biasanya ideologi ini lahir diinspirasikan oleh spirit agama.

Terlepas dengan cara apa dan bagaimana suatu ideologi itu lahir, pada dasarnya ideologi sering disamakan sebagai suatu keyakinan, sebab ia mengandung suatu mitos dan cita-cita yang harus direalisasikan dan memiliki nilai kebenaran. Bagi pengikutnya tidak hanya diakui dan diikuti, lebih dari itu dihayati sebagai sesuatu yang memiliki spirit hidup serta perjuangan dalam menjawab tantangan yang dirasakan.


 Referensi

Buku

Ebenstein, William, 2014, Isme-isme yang Menguncang Dunia: Komunisme, Fasisme, Kapitalisme, Sosialisme, Yogjakarta, Narasi

Kristeva, Nur Sayyid Santoso, 2010, Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme, Anarkisme, Anarkisme Dan Marxisme, Konservatisme, Yogjakarta, Eye on The Revolution Press Institute for Philosophycal and Social Studies (INPHISOS)

Agung S., Leo, 2016, Sejarah Intelektual, Yogjakarta, Penerbit Ombak.

Syam, Firdaus, 2007, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Ketiga, Jakarta, Bumi Aksara,


 

SEPULUH KATA TERBARU DALAM KBBI



Salah satu poin penting dalam Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 adalah bahasa. Saat itu semua sepakat untuk menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Adanya bahasa persatuan ini menjadi sangat penting sebagai pemersatu seluruh suku bangsa di Nusantara yang masing-masing memiliki bahasa ibu tersendiri.

Sifat bahasa Indonesia tidak kaku dan terbuka terhadap perkembangan baru yang berlangsung di masyarakat. Hal ini terbukti dengan seringnya bertambah perbendaharaan kosa kata baru dalam bahasa Indonesia. Perbendaharaan kosa kata ini biasanya dianggap resmi pemakaiannya kalau sudah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Pada peringatan Sumpah Pemuda ke-92 tahun 2020 dalam segi berbahasa ada momen istimewa. Momen ini terkait dengan munculnya 10 kata baru dalam KBBI. Kesepuluh kata baru ini menjadi kosakata resmi yang diakui dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia.

Di kutip dari CNN Indonesia, kesepuluh kosa kata terbaru dalam KBBI ini adalah :

1. Pansos

Kata pansos alias panjat sosial mulai sering digunakan ketika jejaring sosial semakin mudah diakses. Para warganet kerap menggunakan kata ini untuk menyebut orang yang mencari pengakuan dari "strata sosial" lebih tinggi dengan mendekati orang-orang tertentu.

Kata "pansos" akhirnya masuk ke dalam KBBI setelah pemutakhiran di akhir 2019. Namun dalam definisi KBBI, makna pansos mengalami penyempitan dengan terbatas di sekitar jagat maya. Dalam keterangan KBBI, pansos didefinisikan sebagai "Panjat sosial; usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi, dilakukan dengan cara mengunggah foto, tulisan, dan sebagainya di media sosial."

2. Cie

Kata seruan ini sebenarnya sudah sering didengar di berbagai kesempatan, terutama ketika sedang menggoda seseorang. Namun, kata ini baru masuk ke dalam KBBI setelah pemutakhiran di akhir 2019.

KBBI mendefinisikan kata cie sebagai "kata seru yang digunakan untuk memuji atau menggoda seseorang agar tersipu."

3. Julid

Istilah julid mulai ramai dipakai di jejaring sosial setelah penyanyi Syahrini menggunakan kata itu saat menanggapi komentar warganet. Sejumlah pihak menganggap julid merupakan singkatan dari judes lidah. Namun, sebagian orang menyebut julid berasal dari bahasa Sunda, binjulid, yang berarti iri, dengki, dan kekanak-kanakan dalam merespons sesuatu.

Kata ini juga akhirnya masuk dalam KBBI setelah pemutakhiran pada 2019 lalu dengan keterangan arti "Iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, biasanya dilakukan dengan menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang menyudutkan orang tertentu."

4. Mager

Anak muda mulai sering menggunakan kata "mager" sekitar belasan tahun lalu. Saat itu, istilah mager tercipta dengan sederhana, untuk merujuk pada keadaan "malas bergerak".

Kata itu akhirnya diadopsi menjadi bahasa Indonesia resmi dengan definisi "Malas (ber)gerak; enggan atau sedang tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas."

5. Maksi

Belakangan, banyak orang menyingkat "makan siang" hanya dengan menyebut "maksi". Singkatan ini akhirnya juga masuk ke dalam KBBI setelah pemutakhiran pada akhir 2019.

6. Kepo

Selain lima kata di atas, sejumlah kata lainnya ternyata sudah lebih dulu masuk ke dalam KBBI, salah satunya kepo. Sama seperti kata baru lainnya, istilah kepo juga mulai dikenal setelah warganet semakin aktif di jagat maya.

Secara umum, kepo digunakan untuk merujuk pada orang yang selalu ingin tahu tentang urusan orang lain. Ada sejumlah perdebatan mengenai asal kata kepo. Sebagian orang menganggap kepo sebagai singkatan dari bahasa Inggris "knowing every particular object" atau tahu semua hal kecil. Namun, sebagian orang menganggap kepo berasal dari bahasa sehari-hari di Singapura. Banyak warga Singapura kerap mengombinasikan bahasa Inggris dan Mandarin.

Kata "kepo" disebut-sebut berasal dari istilah "kay po" yang dalam bahasa Mandarin berarti orang dengan kebiasaan selalu ingin tahu urusan pihak lain. Pada kesehariannya, orang Singapura sering berkata, "Eh, don't be so kay po laaa."

Dalam KBBI, kepo berarti "Rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain."

7. Baper

Sebagai singkatan yang juga berkembang di era media sosial, kata baper alias bawa perasaan juga kini sudah masuk ke dalam KBBI. Dalam KBBI, baper diartikan sebagai "(ter)bawa perasaan; berlebihan atau terlalu sensitif dalam menanggapi suatu hal."

8. Lebay

Kata lebay awalnya berkembang dari kata "lebih" dalam bahasa Indonesia untuk merujuk pada orang yang berlebihan dalam menanggapi sesuatu. Dalam KBBI, definisi lebay adalah "Berlebihan (tentang gaya berbicara, penampilan, dan sebagainya)."

9. Alay

Istilah alay berkembang dari stereotip "anak layangan" yang dianggap kerap berperilaku norak. Kata ini kemudian mengalami perluasan makna sebagai orang yang berperilaku berlebihan untuk menarik perhatian.

Kata ini mulai populer sekitar tahun 2008. Saat itu, kata "alay" sempat masuk dalam daftar topik tren di Twitter. KBBI akhirnya mengadopsi kata itu dengan definisi "Anak layangan; gaya hidup yang berlebihan untuk menarik perhatian."

10. Gebetan

Kata gebetan bermula dari istilah di era 1970-an, yaitu GBT alias gerakan bawah tanah. Istilah ini merujuk pada orang yang diincar untuk menjadi kekasih.

Karena kerap digunakan, kelamaan orang menyebutnya dengan singkat "gebet" dan akhirnya menjadi kata benda "gebetan".

KBBI mendefinisikan gebetan sebagai "Seseorang yang sedang ditaksir atau disukai."

 

 Tulisan ini diadaftasi dari:

“Sumpah Pemuda dan 10 Kata Kekinian dalam KBBI”

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20201027164324-241-563390/sumpah-pemuda-dan-10-kata-kekinian-dalam-kbbi , CNN Indonesia | Rabu, 28/10/2020 09:37 WIB diakses Kamis, 29 Oktober 2020

 


Rabu, 28 Oktober 2020

Tantangan Generasi Muda di Pusaran Globalisasi

Hari ini bangsa Indonesia memperingati satu hari bersejarah. Tepat 92 tahun yang lalu para pemuda mempelopori satu ikrar bersama yang dikenal dengan “Sumpah Pemuda”. Sumpah tersebut merupakan tekad untuk mengesampingkan segala perbedaan yang ada dalam keberagaman, dan mengedepankan persamaan sebagai anak bangsa yang berbangsa satu, berbahasa satu dan menjunjung bahasa persatuan, yaitu Indonesia.
Peristiwa bersejarah yang terjadi pada 28 Oktober 1928 di Gedung Kramat Raya 106 itu mampu menggerakkan anak bangsa Indonesia untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Perjuangan melawan penjajah kolonial yang sebelumnya berotientasi kedaerahan menjadi fokus ke satu arah yang sama, yaitu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sejak itu semua hanya berbicara atas nama satu identitas diri, satu nusa dan satu bangsa, yaitu Indonesia. Bahasa yang dipergunakan dalam pergaulan pun menggunakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
Itulah salah satu sumbangsih besar para pemuda masa lalu demi tanah air yang bernama Indonesia. Sumbangsih yang tidak ternilai maknanya. Sumpah Pemuda mampu memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa Indonesia dulu hingga sekarang, bahkan bukan mustahil sampai nanti ke depan selama negara yang bernama Indonesia masih berdiri.

Pemuda di Era Globalisasi

Masa sekarang dikenal sebagai era globalisasi. Konsep globalisasi dapat dengan mudah dipahami melalui pemenggalan kata ‘global’ dan ‘sasi’. Kata ‘global’ merujuk pada lintas batas dan kata ‘sasi’ merujuk pada perubahan / proses menjadi. Globalisasi adalah proses integrasi atau penyatuan ke ruang lingkup dunia. Untuk mempermudah mengingat, globalisasi dapat diartikan secara singkat sebagai proses perubahan sosial pada skala lintas batas atau skala mendunia.

Ciri khas dari era globalisasi, yaitu semakin kaburnya batas-batas geografis antar negara. Kemajuan teknologi dan transportasi, membuat hubungan yang bersifat global atau mendunia yang meliputi semua hubungan yang terjadi melampaui batas-batas geografis dan ketatanegaraan. Apa yang terjadi di satu negara dapat dengan mudah diakses dan ditetahui di negara lain. Budaya yang berkembang di satu belahan bumi, bisa dengan mudah masuk dan dinikmati oleh masyarakat di belahan bumi lainnya. Boleh dikatakan di era ini sudah tidak ada lagi rahasia yang bisa disembunyikan.

Dilihat dari sejarahnya istilah globalisasi muncul sekira dua puluh tahun yang lalu. Globalisasi populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Dalam rentang tersebut perkembangan globalisasi begitu cepat. Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi, yang paling utama adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat.

Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Bidang ekonomi, politik, serta sosial budaya semua mendapat sentuhan globalisasi. Pada aspek ekonomi, globalisasi mengacu pada perubahan yang terjadi pada mekanisme pertukaran barang dan jasa secara lintas batas. Di bidang politik jika sebelumnya kebijakan politik hanya mencakup skala nasional, era globalisasi mendorong terintegrasinya kebijakan-kebijakan politik di berbagai negara dan memungkinan terciptanya bentuk-bentuk kerja sama politik antar negara. Sedangkan di bidang sosial budaya konsep globalisasi merujuk pada proses terintegrasinya gagasan, nilai, norma, perilaku serta cara hidup sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, sebagian besar individu dibentuk oleh pengaruh masyarakat dunia.

Hadirnya globalisasi tentunya menjadi tantangan tersendiri. Di balik dampak positif yang ditimbulkan, globalisasi juga melahirkan aneka dampak negatif. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi semua anak bangsa, tidak terkecuali generasi muda. Di era globalisasi ini generasi muda mendapat tantangan yang luar biasa. Tantangan yang jauh lebih berat bila dibandingkan dengan para pendahulunya. Kalau dulu tantangannya bagaimana melepaskan diri dari belenggu penjajahan dan menyatukan segala perbedaan yang ada hingga terbentuknya satu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh. Sekarang justru berbalik bagaimana kita mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih dan mampu menghindar dari dampak negatif globalisasi yang mendorong pada lepasnya ikatan persatuan yang sudah terjalin.

Dengan maraknya globalisasi generasi muda ditantang untuk memiliki kompetensi yang mumpuni. Kompetensi ini dibutuhkan agar mampu bersaing dalam gelombang persaingan di era globalisasi. Hanya orang-orang yang memiliki kualitas kompetensi yang baik yang akan mampu bersaing, sedangkan yang tidak berkualitas dengan sendirinya akan tersingkir dan tergilas gelombang globalisasi.

Di lain pihak derasnya arus globaliasasi juga telah mendorong mudahnya budaya luar untuk masuk dalam kehidupan bangsa kita, khususnya kehidupan generasi muda. Konsep globalisasi yang merujuk pada proses terintegrasinya gagasan, nilai, norma, perilaku serta cara hidup sosial kemasyarakatan. Telah mendorong aneka budaya luar dapat bersinggungan langsung dengan kehidupan generasi muda Indonesia. Budaya yang belum tentu sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Dalam situasi seperti ini benturan budaya seringkali terjadi, antara nilai-nilai lokal yang sudah ada dengan nilai-nilai dari luar yang masuk. Dalam menghadapi kondisi ini generasi muda dituntut untuk bisa bersikap dengan baik dan memiliki filter atau daya penyaring yang kuat agar tetap mampu mempertahankan eksistensi jati diri sebagai anak bangsa Indonesia.

Generasi muda yang tidak memiliki kemampuan untuk memfilter diri dari serangan budaya luar bukan mustahil akan kehilangan jati dirinya. Kehidupannya akan banyak meniru dan mencontoh segala nilai yang masuk dari luar. Penampilan, gaya hidup, tutur kata, pola prilaku yang seringkali tidak mencerminkan sebagai pemuda Indonesia. Kalau ini terjadi maka dia akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Kalau jati diri sudah terserabut dari diri setiap generasi muda Indonesia, maka tinggal menunggu waktu kapan negri yang namanya Indonesia akan hancur lebur tergilas mesin perang peradaban dari negara lain.

Bagi generasi muda yang memiliki kualitas kompetensi yang baik, juga didorong oleh karakter yang baik pastinya akan menjadi penyelamat eksistensi bangsa ini. Di tangan generasi muda seperti inilah nasib bangsa ditentukan. Di genggaman mereka pula lah jati diri bangsa akan tetap terlindungi.

Satu yang pasti bagi generasi muda yang hidup di era globalisasi wajib memiliki tiga hal yang utama. Pertama, karakter yang baik. Dengan karakter yang baik sederas apapun budaya luar yang masuk ke negeri ini takkan mampu menggoyahkan keyakinan generasi muda akan jati dirinya bahkan akan mampu memenangkan peperangan di era perang peradaban (Civilization wars) saat ini. Kedua, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni juga memiliki tingkat literasi yang tinggi. Dengan bekal penguasaan IPTEK dan literasi yang baik dan mumpuni generasi muda akan mampu bersaing di tataran global. Mereka tidak akan mampu dijajah kembali di era global. Ketiga, memiki kompetensi 4C (Critical thinking, Creatifity, comunication, dan colaboratian). Kompetensi 4C ini menjadi modal penting di era global ini.

Harapan besar akan masa depan bangsa agar mampu tetap eksis dan memenangakan peperanagn di era globalisasi ada di tangan para pemuda. Kalau pemuda dulu mampu berkontribusi besar untuk bangsa melalui karya Sumpah Pemuda dan perjuangannya. Saat ini generasi muda ditantang untuk mampu berkontribusi di era globalisasi ini. Kontribusi besar untuk memenangkan perang era baru, yaitu perang peradaban. Menang dalam perang artinya NKRI akan tetap utuh, jika kalah  maka sebaliknya, NKRI hanya akan menjadi satu kenangan sejarah. (Enang Cuhendi )

 

Untuk memahami materi tentang globalisasi silakan tonton video di link youtube Romulus Chanel berikut ini  

https://youtu.be/N_AT5t1Hqmo  

Selasa, 27 Oktober 2020

Ayat-ayat Sumpah


Oleh Enang Cuhendi


Sahabat,

Masih lekat dalam ingatan

Kala rangkaian ayat-ayat sumpah 

meluncur nyaring dari kerongkongan kering

Yang dahaga akan tetesan air sejuk persatuan

Yang lapar dengan segenggam rasa kebersamaan

Larik janji yang membawamu menyatukan tekad diri

Untuk berpadu dalam keberagaman

Bersatu dalam kebinekaan

Butir-butir ikrar untuk bangkit membangun asa, 

bersama-sama menguatkan rasa

Rangkaian akad yang kuat bertekad menyatukan satu itikad

Janji beraksi dalam satu visi misi dan orientasi

Dari mereka putra-putri mandiri

Yang menyatukan nusa, bangsa dan bahasa, Indonesia



Kini,

Apakah engkau sudah lupa dengan ayat-ayat sumpah itu

Seperti seringnya dirimu melupakan Ayat-ayat Suci dari Tuhanmu

Mungkin kah ikrar itu telah buyar

hingga membawa egomu semakin liar 

Barangkali akad itu telah terlupakan

sampai persatuan dan kesatuan pun tersisihkan

Bisa jadi janji-janji itu telah luntur

Hingga tuturmu pun semakin ngelantur 

Atau mungkin prasetia itu telah jadi ayat-ayat amnesia

Yang melenakanmu demi ambisi pribadi dan sekelompok manusia

Melupakan tentang siapa dirimu dan apa bangsamu

Andai kau telah lupa, kini kuingatkan lagi

Akan ayat-ayat sumpah yang pernah terpatri dari anak negeri

Bukan ayat-ayat amnesia yang harus dihindari karena bisa disentri


Kawanku, 

Kuingatkan kau akan ayat-ayat sumpah saat dulu masih dijajah

Saat kita dahaga kebersamaan 

Waktu kita lapar akan persatuan

Ayat-ayat yang pernah menyatukan kita jadi satu kesatuan

Ayat penegak tekad dalam satu itikad

Semoga kau tak amnesia, kawan




Cicalengka, Malam Jelang Sumpah Pemuda 2020

Rabu, 21 Oktober 2020

MODERNISASI VS WESTERNISASI

oleh Enang Cuhendi

Asalamualaikum w.w. 

Selamat pagi. Apa kabar kalian hari ini? Semoga tetap semangat ya walau harus belajar di rumah. Tetap yakini dalam diri masing-masing bahwa situasi Pandemi Covid-19 yang teryadi saat ini merupakan bagian dari rencana dan kuasa Allah SWT, Tuhan YME. Kita tetap bersabar dan tetap semangat menggeluti kehidupan setiap harinya. Jangan lupa tetap berdoa yang terbaik.

Materi kita hari ini terkait dengan modernisasi dan westernisasi. Dua istilah yang merupakan bagian dari perubahan sosial budaya yang seringkali kita dengar dalam keseharian. Kedua istilah ini seringkali disalah artikan dan salah dalam pemaknaannya. Nah, untuk itulah penting sekali kita untuk memahaminya dengan baik.

Masih ingat pelajaran yang lalu tentang perubahan sosial budaya? Apa itu perubahan sosial budaya?Baik, perubahan sosial itu adalah suatu proses yang melahirkan perubahan-perubahan di dalam struktur dan fungsi dari suatu sistem kemasyarakatan. Menurut Max Weber dalam bukunya Sociological Writings, perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian unsur-unsur di dalamnya. Sedangkan menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosial termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat. J.L Gillin dan J.P Gillin mendefinisikan perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara atau mode hidup yang telah diterima, bisa karena perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk atau ideologi, dalam kebudayaan materil, maupun disebabkan oleh difusi atau penemuan-penemuan baru dalam kelompok. Pendapat lain dikemukakan oleh E. Kingsley Davis. Pendapat Davis mengenai perubahan Budaya adalah perubahan yang mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena adanya interaksi yang bersifat komunikatif.

Bahreint T. Sugihen, (1997: 55) menyebutkan ada tiga tahap utama proses perubahan,yaitu berawal dari diciptakannya atau lahirnya sesuatu, mungkin sesuatu yang diidamkan atau sesuatu kebutuhan, yang kemudian berkembang menjadi suatu gagasan (idea, concept) yang baru. Bila gagasan itu sudah menggelinding seperti roda yang berputar pada sumbunya, sudah tersebar di kalangan anggota masyarakat, proses perubahan tersebut sudah memasuki tahapan yang kedua. Tahapan berikutnya sebagai tahapan ketiga yang disebut sebagai hasil (result, concequences) yang merupakan perubahanperubahan yang terjadi dalam sistem sosial yang bersangkutan sebagai akibat dari diterimanya atau ditolaknya suatu inovasi.

Contoh nyata dari perubahan sosial adalah modernisasi dan weternisasi. Sebagaimana disampaikan di atas, kedua istilah ini seringkali disalah artikan dalam keseharian. Bahkan banyak yang menganggapnya sama padahal berbeda. Untuk itu, yuk kita pelajari lebih jauh tentang modernisasi dan westernisasi ini!

Modernisasi

Kajian teori modernisasi pertamakali diperdengungakan dalam masyarakat dunia pada saat terjadinya revolusi Inggris pada kisaran abad XVII. Pada zaman itu terjadinya perubahan sosial secara menyeluruh di Inggris yang awalnya mempergunakan teknologi tradisional dalam melakukan produksi, hingga akhirnya diganti dengan alat-alat modern.

Modernisasi yaitu perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Modernisasi tidak sekedar menyangkut aspek yang meteriil saja, melainkan juga aspek immaterial seperti pola pikir, tingkah laku, dan lain sebagainya.

Modernisasi adalah proses perubahan dari sesuatu yang belum maju ke arah yang lebih maju. Modernisasi dimaksudkan untuk memperbaiki dan mencapai suatu bentuk masyarakat yang lebih maju, berkembang, berkualitas, dan sejahtera. Kalau menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah perubahan-perubahan di dalam masyarakat mengenai perubahan norma sosial, nilai sosial, susunan lembaga yang ada di masyarakat, pola perilaku sosial, dan segala aspek di dalam kehidupan sosial. Wilbert E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara barat yang stabil. Sementara menurut J W School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut:

  • Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
  • Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
  • Sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
  • Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
  • Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
  • Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

Kajian mengenai contoh modernisasi akan senantianysa meliputi beragam bidang-bidang yang melakat dalam pertumbuhan manusia dengan alam sekelilingnya. Contoh tersebut antara lain adalah sebagai berikut;
  • Penduduk mempergunakan facebook untuk melakukan kampanye politik
  • Penghitungan hasil produksi barang dan jasa yang dilakukan perusahaan mempergunakan teknologi komputer bukan lagi mempergunakan jasa-jasa akuntan
  • Perubahan pedangan keliling yang mempergunakan sepeda akan tetapi pada saat ini menggunakan kendaran bermotor dengan tujuan mengefesinesikan waktu yang dipergunakan
  • Mata kuliah yang dilakukan di Universitas Bina Nusantara mempergunakan media online serta bisa dilakukan dengan kuliah online
  • Seseorang yang Bergama Islam mempergunakan pesawat terbang dari Indonesia untuk pergi haji di Arab Saudi yang dahulunya mempergunakan kapal laut
  • Prilaku masyarakat yang lebih condong mempergunakan aplikasi google maps untuk petunjuk jalan dibandingkan dengan bertanya kepada orang lain (masyarakat lainnya)
  • Publikasi jurnal internasional bisa dilakukan secara online tanpa harus datang ke negara asal yang menjadi penyedianya
  • Penggunakan ojek online dalam masyarakat Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan ojek konvensional


Contoh Westernisasi

  • Sikap individualis salah satu contoh kebiasaan masyarakat Barat yang banyak ditiru oleh masyarakat kita. Hal ini membuat masyarakat menjadi semakin bersaing serta juga kehilangan rasa kekeluargaannya.
  • Masyarakat Indonesia juga banyak yang menganggap budaya asing lebih baik ketimbang budaya asli Indonesia. Hal tersebut membuat mereka lebih memilih untuk bisa atau dapat mempelajari budaya dari negara-negara Barat.
  • Masyarakat Indonesia banyak yang rela menghabiskan banyak uang untuk bisa menonton konser musik mancanegara ketimbang menonton pertunjukan dari seni tradisional. Hal Ini menjadi salah satu dari contoh westernisasi yang tidak disadari banyak pihak.
  • Pergaulan bebas yang juga semakin marak, bahkan terkesan tanpa batasan. Hal ini menjadi contoh westernisasi yang terjadi di Indonesia.
  • Perubahan konsumsi jenis makanan serta minuman masyarakat kita juga banyak dipengaruhi oleh Barat. Misalnya; makanan fast food serta minuman bersoda.
  • Gaya berpakaian, serta gaya rambut masyarakat Indonesia juga mengalami banyak perubahan disebabkan terpengaruh budaya Barat. Misalnya seperti rok mini, gaun pesta, rambut mowhak, highlight rambut, celana jeans sobek dan lain sebagainya.


Contoh Modernisasi

Teknologi

Pengungkapan tentang aktivitas yang berhubungan dengan teknologi pada saat ini lebih mudah ditemukan daripada dengan bidang lainnya. Dominasi ini didapatkan setelah melihat kondisi pada saat ini, misalnya saja khusus untuk masyarakat Indonesia hubungan sosial lebih banyak dilakukan dalam media, seperti facebook, twitter, ataupun lainnya sebaginya.

Keaadan ini ditimbulkan dengan adanya perkembangan arus pergerakan manusia yang mudah menemukan aktivitas-aktivitas keseharaian masyarakat dunia. Oleh karena itulah teknologi sejatinya menjadi bidang paling dominan daripada bidang yang lainnya.

Pengetahuan

Contoh modernisasi dalam pengetahuan bisa ditemukan prihal penggunakan internet sebagai literasi pada saat ini. Bila zaman dulu penelitian-penelitian dilakukan secara manual dan dari rujuan buku-buku akan tetapi pada saat ini aktivitas seperti menggunakan google lebih banyak dilakukan masyarakat. 

Industri

Fakta sosial tentang contoh modernisasi juga muncul dari bidang industri yang pada faktanya melengkapi proses penyampaian barang-barang dan jasa secara cepat kepada masyarakat. Misalnya saja fenomena adanya penjualan jamu tradisional yang sekarang ini dibuat dengan mempergunakan mesin-mesin canggih.

Idiologi

Kajian idiologi yang berhubungan dengan contoh modernisasi misalnya saja khusus di Indonesia yang pada masa sebelum merdeka mempergunakan sistem kerjaan dengan pemerintahan yang absolut. Akan tetapi pada saat ini semua itu dihapuskan dan dikembalikan lagi dengan sistem pemerintahan presidensial dengan tata cara demokrasi.

Pendidikan

Bidang lembaga pendidikan menjadi salah satu contoh kegiatan dalam modernisasi yang ada di Indonesia dan masyarakat dunia. Contohnya saja seperti aktivitas pendidikan dilakukan secara online tanpa bertatap muka, bahkan belajar seperti bimbel yang dulunya dilakukan dengan tatap muka (interaksi sosila) pada saat ini lebih banyak mempergunakan aplikasi.

Transportasi

Kegiatan transportasi juga tak luput dari adanya pengaruh modernisasi dalam masyarakat. Contoh ini misalnya saja penggunakan gojek yang menjadi pionir dalam transpotasi online di Indonesia. Sampai saat ini bahkan aplikasi online ini bukan hanya membantu perekonomian masyarakat akan tetapi menjadi solusi keamanan yang tepat ketika terjadinya calo-calo yang bertebaran dimana-mana.

Ekonomi

Dalam bidang ekonomi contoh modernisasi yang saat ini terjadi misalnya saja penggunaan alat hitung dalam dunia perkantoran. Yang awalnya mempergunakan tenaga manusia untuk melakukan perincian secara manual akan tetapi pada saat ini lebih banyak menggunakan alat-alat komputer dan internet. Misalnya saja aktivitas ini seperti penggunaan penghitungan dengan Ms Excel, Kalkulator, dan lain sebaginya.

Sosial

Contoh lainnya yang berhubungan dengan modernisasi dalam masyarakat, khususnya untuk bidang sosial seperti penghimpunan dana yang telah dilakukan oleh kitabisa. Proses penghimpunan dari media online ini menjadi solusi serta penawaran di era modern seperti saat ini. 

Perdagangan

Contoh lainnya mengai modernisasi di bidang perdagangan ini juga bisa dengan mudah ditemukan, misalnya saja aktivitas beli barang-barang elektronik ataupun jasa di media olx ataupun di dalam tokopedia dan tokopedia. Fenomena sosialnilah menjadi keadaan yang nyata bahwa perdanganan sudah terendus dengan modernisasi.

Dari serangkaian penjelasan tentang beragam contoh-contoh diatas, dapatlah dikatakan bahwa ciri demokrasi yang paling banyak ditemukan dalam masyarakat lebih didasari pada ketidakpuasaan pendudukan dengan keadaan tertentu yang sontak membuatnya ingin bergerak.

Modenisasi dalam keseharian

Bentuk contoh modernisasi yang ada di Indonesia serta masyarakat dunia yang paling sering ditemukan, misalnya saja seperti kegiatan-kegiatan sebagai berikut;

Westernisasi

Pengertian westernisasi adalah suatu proses yang mana masyarakat di negara timur itu mengadopsi budaya Barat di berbagai bidang. Adapun bidangnya seperti industri, teknologi, ekonomi, hukum, politik, gaya hidup, cara pakaian, agama, filsafat, gaya bahasa, alfabet serta nilai-nilai.

Pendapat lain juga menjelaskan, pengertian westernisasi adalah suatu sikap serta tindakan masyarakat di negara-negara timur yang cenderung meniru perilaku dan juga kebiasan masyarakat di negara Barat. Misalnya gaya berpakaian, perilaku, dan juga kebiasaan sehari-hari yang kebarat-baratan.

Para ahli memberikan beberapa batasan tentang pengertian westernisasi. Soerjono Soekanto menyebut westernisasi adalah suatu proses kehidupan yang mengutamakan industrialisasi serta juga sistem ekonomi kapitalis. Sehingga kehidupannya meniru atau juga berusaha sama persis dengan kehidupan masyarakat yang berada di negara Barat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat, Pengertian westernisasi yakni suatu proses dari meniru gaya hidup dari orang barat yang dilakukan masyarakat. Dengan secara berlebihan didalam suatu bentuk gaya hidup, gaya pergaulan, kebiasaan, serta juga lain sebagainya. Westernisasi ini tidak cocok untuk diterapkan di negara Indonesia disebabkan, karna masyarakat kita ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Timur. Menurut Samuel P. Huntington, Pengertian westernisasi yaitu suatu proses di dalam masyarakat yang mengikuti segala bentuk gaya hidup bangsa barat.

Ciri-ciri Westernisasi

Westernisasi ini dapat kita ketahui dengan memperhatikan karakteristiknya di masyarakat. Di bawah ini adalah ciri-ciri westernisasi diantaranya yaitu sebagai berikut:

  • Lifestyle atau gaya hidup dari masyarakat mengalami perubahan serta meniru perkembangan yang terjadi di negara-negara Barat. Misalnya seperti; gaya hidup mewah, hedonisme, serta lain sebagainya.
  • Mengikuti kebiasaan dari sebagian masyarakat Barat di dalam mengonsumsi minuman keras serta obat-obatan terlarang.
  • Semakin maraknya pergaulan bebas serta juga perilaku seksual menyimpang di tengah-tengah masyarakat.
  • Perubahan pada cara berpakaian, cara berkomunikasi, serta juga hubungan sosial yang mengikuti kebiasaan di negara-negara Barat.
  • Masyarakat juga semakin individual disebabkan sikap gotong-royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia selama ini jadi semakin terkikis.
  • Terjadinya suatu perubahan di dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, mulai dari politik, seni, budaya, ekonomi,  serta lain sebagainya, yang diadopsi dari negara-negara Barat.

Pola dan Media Westernisasi
Dalam proses dari westernisasi tidak terjadi hanya begitu saja. Terdapat banyak media serta pola penyebarannya. Misalnya dengan melalui media pemegang kekuasaan suatu negara, majalah, televisi, wisata, teknologi, serta lain sebagainya. Salah satu yang paling besar dalam mempengaruhi penyebaran westernisasi adalah teknologi informasi. Misalnya internet, gadget, televisi, radio, serta lain-lain. Proses dari transfer budaya Barat ke Indonesia terjadi dengan melalui berbagai media teknologi tersebut sehingga tanpa disadari sebagian besar masyarakat kita akan terpengaruh oleh westernisasi.

Dampak Westernisasi
Dampak westernisasi yang terjadi di suatu masyarakat akan mempengaruhi penilaian serta tindakan masyarakat tersebut. Dibawah ini adalah beberapa dampak westernisasi, yaitu sebagai berikut:

Perubahan cara hidup

Salah satu cara hidup masyarakat di negara Barat yang banyak dilakukan di Indonesia ialah kebiasaan minum minuman keras. Sebenarnya minuman keras ini tidak cocok untuk masyarakat di negara tropis, namun hal tersebut terjadi sebab adanya proses westernisasi yang sudah mengubah cara hidup sebagian masyarakat kita.

Lunturnya jati diri bnagsa serta budaya lokal

Generasi muda yang telah banyak menggunakan teknologi akan mengalami dampak westernisasi. Banyak kalangan remaja saat ini menganggap budaya Barat lebih baik dari budaya lokal sehingga jati diri bangsa serta budaya lokal akan luntur dengan secara perlahan.

Perubahan perilaku

Masyarakat yang terdampak westernisasi dengan melalui berbagai media akan cenderung mengalami perubahan perilaku. Misalnya dalam menggunakan istilah atau kata-kata bahasa asing pada saat berinteraksi dengan orang lain.

Kalau diperhatikan dengan seksama, sebenarnya terdapat banyak sekali contoh dari westernisasi yang tengah terjadi di Indonesia. Dibawah ini adalah beberapa contoh westernisasi diantaranya yaitu:

  • Sikap individualis salah satu contoh kebiasaan masyarakat Barat yang banyak ditiru oleh masyarakat kita. Hal ini membuat masyarakat menjadi semakin bersaing serta juga kehilangan rasa kekeluargaannya.
  • Masyarakat Indonesia juga banyak yang menganggap budaya asing lebih baik ketimbang budaya asli Indonesia. Hal tersebut membuat mereka lebih memilih untuk bisa atau dapat mempelajari budaya dari negara-negara Barat.
  • Masyarakat Indonesia banyak yang rela menghabiskan banyak uang untuk bisa menonton konser musik mancanegara ketimbang menonton pertunjukan dari seni tradisional. Hal Ini menjadi salah satu dari contoh westernisasi yang tidak disadari banyak pihak.
  • Pergaulan bebas yang juga semakin marak, bahkan terkesan tanpa batasan. Hal ini menjadi contoh westernisasi yang terjadi di Indonesia.
  • Perubahan konsumsi jenis makanan serta minuman masyarakat kita juga banyak dipengaruhi oleh Barat. Misalnya; makanan fast food serta minuman bersoda.
  • Gaya berpakaian, serta gaya rambut masyarakat Indonesia juga mengalami banyak perubahan disebabkan terpengaruh budaya Barat. Misalnya seperti rok mini, gaun pesta, rambut mowhak, highlight rambut, celana jeans sobek dan lain sebagainya.

Di bagian akhir tulisan ini penulis sajikan beberapa gambar, silakan kalian simak gambar-gambar berikut dan coba pilih mana yang termasuk modernisasi dan westernisasi. Berikan alasan atas pilihan kalian.

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5



Gambar 6


Gambar 7