Selasa, 04 Desember 2012

UJI PUBLIK PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah; pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.
Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah (a) Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan penambahan jam pelajaran; (b) Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran [KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan]; (c) Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat, dan (d) Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial
Sementara itu, Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya: (1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (2) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; (3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Tiga faktor lainnya juga menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013 adalah, pertama, tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
Kedua, kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Ketiga, fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Yang keempat adalah persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.
Selanjutnya, seperti yang akan Anda temukan nanti, berbagai aspek dalam Pengembangan Kurikulum 2013 dapat Anda beri tanggapan melalui laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id ini. Anda dapat menggunakan kesempatan baik ini untuk memberi masukan, kritik, dan saran hingga tanggal 24 Desember 2012.

Sumber tulisan ini sepenuhnya diambil dari Bahan Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 yang dapat di download di http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id 

Jumat, 17 Agustus 2012

Coretan di Ultah ke-67 Negeri Ini

67 tahun sudah negeri ini merdeka
Sederet prestasi memang pernah di raih,
Tapi, sederet bahkan seabrek masalah dan kegagalan muncul makin menjadi
Masih banyak harapan yang belum jadi kenyataan
Ketidak adilan, ketidakjujuran, pelanggaran hukum & Ham, penindasan dan korupsi  masih dominan di negeri ini
Kesengsaran, kemelaratan, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal masih menjadi PR yang belum terselesaikan
Prestasi olah raga yang jeblok,  keributan bernuansa SARA, kepemimpinan yang lemah belum mampu diatasi
Ahh, kalau di data semua mungkin akan menghabiskan berlembar-lembar kertas
Biarlah semua berjalan secara natural,
Biarlah semua menjadi bahan pemikiran bagi para pemimpin yang masih mau berpikir
Biarlah semua menjadi bahan diskusi para elit berdasi yang ada di negeri ini
Kita hanya berdo'a dan berharap
Semoga Allah SWT masih mengampuni dan menyayangi kita
Semoga DIA memberikan limpahan kekuatan tuk  tetap bisa tabah dan sabar melihat dan menjalani hidup di negeri ini
Dirgahayu Negeri ku, right or wrong you still my country ..... INDONESIA 

Jumat, 10 Februari 2012

Mengenal Total Quality Management (1)


Konsep Total Quality Management (selanjutnya disingkat TQM) pertama kali dikemukakan oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientist di United States Navy. Istilah ini mengandung makna every process, every job, dan every person. Dalam bahasa Indonesia istilah TQM dikenal dengan sebutan Manajemen Mutu Terpadu.

Adapun pengertian TQM dapat dibedakan menjadi dua aspek.  Aspek pertama menguraikan apa itu TQM yang dalam hal ini TQM didefinisikan sebagai sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi. Aspek kedua menyangkut cara mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik TQM. Sepuluh karakteristik TQM sendiri terdiri atas: